Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Genangan, Pemprov DKI Diminta Perbanyak Drainase di Wilayah Rawan Banjir

Kompas.com - 10/01/2024, 16:25 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Peovinsi (Pemprov) DKI melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) diminta memperbanyak drainase di sejumlah wilayah Jakarta yang rawan banjir.

Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI dari Fraksi NasDem Nova Harivan Paloh mengatakan, upaya itu perlu dilakukan untuk meminimalisasi genangan saat musim hujan.

“Ada di wilayah perumahan yang wilayahnya mengalami cekungan, tidak ada drainase yang bagus,” ujar Nova dalam keterangannya, Rabu (10/1/2024).

Baca juga: Atasi Banjir di TPU Semper Kebanjiran, Sedot Genangan Setiap Hari

Ia berharap, Pemprov DKI tidak hanya fokus pada penanganan banjir kiriman, tetapi juga mempertimbangkan hujan dengan intensitas tinggi.

"Harus diantisipasi secara bersama soal masalah keterbatasan tenaga," ucap Nova.

Nova sebelumnya juga meminta Pemprov DKI untuk merespons cepat aduan dari warga secara online terkait banjir.

"Soal respon cepat (Pemprov DKI) seperti apa di lapangan, itu yang perlu kita antisipasi," ujar Nova.

Layanan aduan secara online yang dimaksud yakni keberadaan call center 112. Layanan itu disediakan oleh Pemprov DKI untuk warga DKI Jakarta terkait keadaan darurat bencana, termasuk banjir.

Baca juga: Kendalikan Banjir, Pemprov DKI Bangun Bak Kontrol dan Kuras Saluran Air

Nova mendukung penuh layanan pengaduan online itu, asal dijalankan secara maksimal dengan cara merespon cepat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sumber Daya Air (SDA).

"Saya mendukung dengan pengaduan online seperti ini, tetapi kita melihat di lapangannya ini," ucap Nova.

Nova menilai, selama ini Pemrov DKI terlambat menindaklanjuti pengaduan warga soal banjir, dengan alasan keterbatasan personel.

Padahal, kondisi itu disebut dapat berdampak kepada warga, termasuk pengguna jalan.

“Nah, ini yang harus kita antisipasi secara bersama artinya memang jangan sampai masyarakatnya melapor terus tetapi tidak ada antisipasi yang benar-benar masif,” pinta dia.

Baca juga: Pemprov DKI Diminta Respons Cepat Aduan Online dari Warga Terkait Banjir

Ia pun mencontohkan banjir yang terjadi di Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (4/1/2024), yang menyebabkan banjir setinggi 40 sentimeter hingga akses jalan tersendat.

“Itu kan genangan cukup tinggi, kiri dan kanan tempat usaha, artinya kita lihat mereka kalau banjir siapa juga mau ke sana. ini harus benar-benar kita selesaikan,” ucap Nova.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com