JAKARTA, KOMPAS.com - Fahrurozi (31) tidak memungkiri banyak kecelakaan lalu lintas di Jakarta Utara yang melibatkan truk kontainer dengan kendaraan roda dua atau empat.
Pria yang berprofesi sebagai sopir truk kontainer itu mengatakan, kecelakaan lalu lintas sering terjadi karena banyak pengendara yang tidak memahami blind spot atau titik buta.
“Bisa jadi karena para pengendara yang tidak memahami blind spot,” ungkap Fahrurozi saat ditemui Kompas.com di Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (10/1/2024).
Fahrurozi menyembut kecelakaan di Jakarta Utara juga banyak disebabkan para pengendara motor dan mobil yang tidak memahami aturan.
Baca juga: Lika-liku Keseharian Sopir Truk Kontainer, Bertaruh Nyawa di Jalan Tanpa Asuransi Kesehatan
Kurangnya penjagaan polisi di setiap lampu lalu lintar membuat para pengendara menerobos lampu merah seenaknya.
“Terkadang, pengendara motor enggak mengerti peraturan, mobil juga kadang main kebut, lampu merah bukannya berhenti, tapi malah jalan,” ucap Fahrurozi.
Rekan kerja Fahrurozi, Nurhana (38) yang juga seorang sopir truk kontainer merasa bingung dengan polisi lalu lintas yang tidak berjaga setiap saat.
“Lampu merah, kalau dijaga sama polisi, aman sebenarnya. Saat saya narik (antar barang), kadang-kadang enggak ada polisi (di lampu merah). Saya narik malam juga (enggak ada polisi), siang juga enggak ada,” ucap Nurhana.
Baca juga: Anak Asmoro Berkeliaran di Tomang dan Dadap Saat Malam, Sopir Truk Kontainer Mengeluh Tak Ada Polisi
“Cuma pagi doang (polisi berjaga), jam 07.00 WIB atau jam 08.00 WIB, baru ada polisi. Kalau malam, enggak ada. Cuma pagi sama sore,” lanjutnya.
Kendati demikian, Fahrurozi berkelakar tentang polisi lalu lintas yang justru kebingungan mengatur lalu lintas karena banyaknya jumlah kendaraan di jalan raya.
“Kalau di atur benar-benar sama polisi, ya jalan juga lancar. Mungkin polisinya pusing untuk mengaturnya ya. Lampu merah itu keukeuh, semuanya pengin maju, main serobot, pada enggak mau mengalah,” ucap Fahrurozi.
“Seharusnya nih ya, kan lampu merah ada empat. Nah, satu lampu merah itu seharusnya satu polisi buat atur lalu lintas. Jangan polisi diam bae kalau ada motor yang serobot,” timpal Nurhana.
Baca juga: Usai Tabrak Pembatas Beton di Exit Tol Semper, Truk Terbalik dan Kontainer Lepas
Sebagai informasi, sebanyak 145 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di Jakarta Utara sepanjang 2023.
Jumlah tersebut menurun dari total korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas sepanjang 2022 sebanyak 146.
Sementara itu, Polres Metro Jakarta Utara memaparkan ada 933 orang luka ringan dan 11 orang luka berat akibat kecelakaan sepanjang 2023.
Di sisi lain, berdasarkan dara Satlantas Wilayah Jakarta Utara, jumlah penindakan terhadap pengendara motor sebanyak 12.699 kali dan mobil 5.523 di sepanjang 2023.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.