Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keserampangan Pemasangan Atribut Kampanye di Ibu Kota, Bikin Rusak Pemandangan hingga Sebabkan Kecelakaan

Kompas.com - 15/01/2024, 08:05 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah atribut atau alat peraga kampanye (APK) terus menjamur menjelang pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Namun, keberadaan atribut kampanye yang terpasang di berbagai tempat justru dinilai negatif oleh sejumlah masyarakat, khususnya yang dipasang serampangan.

Merusak pemandangan

Baca juga: Bendera Partai Kotori Flyover Matraman, Warga: Kurang Indah, Rusak Pemandangan

Saiman (30), seorang penjual jasa cat duco yang mangkal di pinggir jalan Kramat Raya mengatakan, keberadaan bendera partai politik di pagar pembatas jalan flyover Matraman, Jakarta Pusat, hanya merusak pemandangan.

"Kurang indah kelihatannya, enggak kayak sebelumnya. Padahal kalau malem bagus liatnya. Sekarang ada bendera partai jadi jelek," kata Saiman ditemui di Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (12/1/2024).

Saiman mengaku bahwa ia dan warga lain yang berada di sekitar lokasi kerap memungut beberapa bendera yang terbang dan jatuh ke jalan.

Hal itu mereka lakukan agar tak membahayakan pengendara yang melintas.

"Pernah ada beberapa yang jatuh, tertiup angin. Kami rapikan itu semua. Takut yang naik motor pada jatoh," jelas Saiman.

Sementara itu, Lubis (44), salah satu pedagang topi dan buku di bawah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Senen, Jakarta Pusat, merasa tidak nyaman melihat atribut kampanye yang saat ini banyak terpasang di tempat ia berdagang.

Baca juga: Atribut Kampanye Penuhi JPO Senen, Warga: Jelas Mengganggu Pemandangan

Lubis menyebut, keberadaan atribut kampanye itu justru membuat fasilitas umum tampak semrawut.

"Jelas mengganggu pemandangan sebenarnya. Kan enggak bagus kelihatan gitu, kumuh, mending kalau dia dipasang rapi," kata Lubis saat ditemui di dekat JPO Senen, Kamis (11/1/2024).

Menurut Lubis, ada banyak atribut kampanye dipasang di tempat yang tidak semestinya.

Padahal, pemerintah sudah membuat aturan khusus mengenai pemasangan atribut kampanye agar lebih tertib.

Atribut kampanye terlihat memenuhi fasilitas umum di sepanjang Jalan Gunung Sahari Raya menuju ke Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2024). KOMPAS.com/VINCENTIUS MARIO Atribut kampanye terlihat memenuhi fasilitas umum di sepanjang Jalan Gunung Sahari Raya menuju ke Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2024).

"Ini sebenarnya menyalahi aturan. Ini sih salah. Itu kan sudah diatur dalam UU (undang-undang). Ada tempat yang boleh, dan mana yang enggak boleh," ujar Lubis.

"Masalahnya kenapa pemerintah enggak pernah melarang kalau memang ada Undang-Undang?" lanjutnya.

Senada dengan Lubis, keberadaan APK yang dipasang di fasilitas umum juga membuat Sujo (60), pedagang Siomay di bawah Halte Budi Utomo, Jakarta Pusat, merasa tak nyaman.

"Jujur, ini mengganggu pemandangan, ruwet," ucap Sujo ketika ditemui di lokasi, Kamis.

Baca juga: Atribut Kampanye Penuhi JPO Halte Budi Utomo, Warga: Ruwet kayak Sampah

Sujo mengatakan, atribut kampanye yang dipasang tak beraturan di Halte Budi Utomo sudah sempat ditertibkan. Namun, kesemrawutan kembali terjadi.

"Kemarin sempat tuh, di atas ditertibkan sama Pol PP sebelum tahun baru. Tapi kan dipasang lagi," tuturnya.

Bikin sumpek

Warga lainnya bernama Riko merasa APK yang terpasang di Jembatan Ciliwung Cokroaminoto dari Menteng, Jakarta Pusat, menuju Kuningan, Jakarta Selatan membuat pemandangan menjadi sumpek.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman Sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman Sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Megapolitan
Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Megapolitan
5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

Megapolitan
Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Megapolitan
KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

Megapolitan
Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Megapolitan
Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Megapolitan
Pemprov DKI Larang 'Study Tour', Korbankan Pengalaman Anak

Pemprov DKI Larang "Study Tour", Korbankan Pengalaman Anak

Megapolitan
PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

Megapolitan
Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Megapolitan
Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Megapolitan
Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com