Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bendera Partai "Kotori" Flyover Matraman, Warga: Kurang Indah, Rusak Pemandangan

Kompas.com - 12/01/2024, 17:34 WIB
Vincentius Mario,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga mengeluhkan ratusan bendera partai politik (parpol) yang terpancang di pagar pembatas jalan flyover Matraman, Jakarta Pusat, Jumat (12/1/2024).

Saiman (30), seorang penjual jasa cat duco yang mangkal di pinggir jalan Kramat Raya mengatakan, keberadaan bendera partai itu hanya merusak pemandangan.

"Kurang indah kelihatannya, enggak kayak sebelumnya. Padahal kalau malem bagus liatnya. Sekarang ada bendera partai jadi jelek," kata Saiman ditemui di Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat.

Baca juga: Flyover Pondok Kopi Dipenuhi Bendera Parpol, Pengendara Hindari Jalur Kiri

Saiman dan warga lain yang berada di sekitar lokasi kerap memungut beberapa bendera yang terbang dan jatuh ke jalan agar tak membahayakan pengendara.

"Pernah ada beberapa yang jatuh, tertiup angin. Kami rapikan itu semua. Takut yang naik motor pada jatoh," jelas Saiman.

Saiman berharap, bendera partai yang ada di flyover Matraman segera dicabut.

"Kalau bisa segera diberesin. Takut telan korban. Kan di aturannya juga sudah jelas," tuturnya.

Pengamatan Kompas.com, bendera PDIP, Partai Kebangkitan Nasional, PPP, dan Demokrat terlihat mendominasi di sepanjang flyover Matraman.

Hanya saja, bendera partai Demokrat ukurannya terlihat lebih besar dibandingkan partai lainnya.

Hal itu mengganggu pengendara yang melintas seperti yang dialami Beni (21), seorang driver Gojek.

Bahkan dia pernah hampir menabrak kendaraan di depannya lantaran pandangannya terhalang bendera partai.

"Kalau di sini kan ada belokan ke arah Senen. Nah, itu yang bahaya. Kadang kalau kita ambil sisi kanan, ekor kendaraan depan enggak terlihat karena tertutup bendera," ujar Beni.

Baca juga: Warna-warni Bendera Parpol di Flyover Pondok Kopi, Berkibar dari Ujung ke Ujung

Selain bendera partai, atribut kampanye juga terlihat memenuhi fasilitas umum mulai dari JPO Pasar Senen, Halte Kramat Sentiong hingga Halte Salemba UI Jakarta Pusat.

Atribut kampanye seperti baliho Caleg, spanduk, bendera partai hingga pamflet terlihat "merusak" pemandangan jalan.

Sebagian besar atribut kampanye itu memasang nama dan wajah para Caleg DPRD DKI Dapil 1 Jakarta Pusat dan Caleg DPR RI Dapil 2 Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Luar Negeri.

Padahal, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengeluarkan peraturan terkait pemasangan APK seperti yang tertuang dalam Pasal 70 dan 71 Undang Undang (UU) nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Pada Pasal 71 disebutkan tempat umum yang dilarang ditempelkan bahan kampanye yaitu tempat ibadah, rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan, tempat pendidikan, gedung atau fasilitas milik pemerintah, jalan-jalan protokol, jalan bebas hambatan, sarana dan prasarana publik dan/atau taman dan pepohonan.

Baca juga: Fenomena Atribut Kampanye Kotori Ibu Kota dan Sanksi yang Menanti

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com