Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baliho Caleg Bikin Taman Salak Condet "Ngumpet", Warga: Ganggu Pemandangan!

Kompas.com - 16/01/2024, 17:20 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deretan baliho, spanduk, dan poster partai politik (parpol) dan calon anggota legislatif (caleg) menutupi Taman Salak Condet, Kramatjati, Jakarta Timur.

Warga bernama Andika (24) mengungkapkan, alat peraga kampanye (APK) itu mengganggu pemandangan.

"Nutupin tampilan taman. Kurang bagus makanya, karena taman jadi ketutupan. Ganggu pemandangan. Sebaiknya ditertibkan saja," kata dia di lokasi, Selasa (16/1/2024).

Baca juga: Spanduk Caleg Dipaku di Pohon, Warga Kebon Jeruk: Merusak Estetika, Enggak Enak Dilihat!

Andika menuturkan, baliho dan spanduk itu menutupi pagar taman, terutama di sisi Jalan Dewi Sartika.

Bagi orang-orang yang sering lewat Condet, mereka sudah mengetahui bahwa di perbatasan Jalan Dewi Sartika dan Jalan Raya Condet terdapat sebuah taman.

Namun, pengendara yang jarang atau belum pernah berada di kawasan itu mungkin tidak akan mengira bahwa ada taman yang tertutup APK.

"Bisa-bisa orang awam pada enggak ngeh kalau ini taman karena ketutupan baliho semasa Pemilu 2024 (Pemilihan Umum) ini. Makanya saya bilang ganggu pemandangan," imbuh Andika.

Selain itu, beberapa baliho dan spanduk dalam kondisi kusam. Ini membuat Taman Salak Condet tampak kumuh.

Baca juga: Spanduk Caleg di Pasar Minggu Berjatuhan, Warga: Tidak Ada yang Bersihkan, Merusak Estetika!

Warga lainnya bernama Ruslan (60) pun setuju dengan Andika. Ia menyayangkan pemasangan APK di taman itu.

Menurut dia, ruang terbuka umum seperti Taman Salak Condet tidak semestinya dikotori oleh APK.

"Harusnya fasum (fasilitas umum) semacam taman ya enggak perlu dipasang beginian," tutur Ruslan di lokasi.

Ditambah lagi, taman tersebut memiliki Tugu Salak yang merupakan ciri khas kawasan Condet.

"Ini juga kan ada tugu kebudayaan, salak yang jadi ikonnya Condet, ya seharusnya bersih dan steril dari baliho. Ini kan malah enggak kelihatan tugunya dari jalan utama (Jalan Dewi Sartika). Pandangan jadi terganggu," jelas Ruslan.

"Ada baliho di fasum seharusnya dilarang pemerintah. Kalau masyarakat yang larang kan takut bermasalah sama partainya. Saya cuma bisa merasa terganggu, tapi enggak bisa berbuat apa-apa," imbuh dia.

Baca juga: Bikin Kumuh, Baliho Caleg Tutupi Pagar Taman Salak Condet Jaktim

Sementara itu, warga lainnya bernama Septia (27) tidak mempermasalahkan Taman Salak Condet yang tertutup baliho.

Menurut dia, masalah utama dari pemasangan APK di pagar taman adalah terhalangnya pandangan pengendara motor dan mobil.

"Terlalu ramai dan balihonya tinggi-tinggi, lumayan bikin kagok kalau mau belok ke Jalan Raya Condet (dari Jalan Dewi Sartika)," ungkap Septia di lokasi.

Selain itu, pemasangan APK yang tidak beraturan juga membuat kawasan tampak kumuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Megapolitan
Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Megapolitan
Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com