Salin Artikel

Baliho Caleg Bikin Taman Salak Condet "Ngumpet", Warga: Ganggu Pemandangan!

JAKARTA, KOMPAS.com - Deretan baliho, spanduk, dan poster partai politik (parpol) dan calon anggota legislatif (caleg) menutupi Taman Salak Condet, Kramatjati, Jakarta Timur.

Warga bernama Andika (24) mengungkapkan, alat peraga kampanye (APK) itu mengganggu pemandangan.

"Nutupin tampilan taman. Kurang bagus makanya, karena taman jadi ketutupan. Ganggu pemandangan. Sebaiknya ditertibkan saja," kata dia di lokasi, Selasa (16/1/2024).

Andika menuturkan, baliho dan spanduk itu menutupi pagar taman, terutama di sisi Jalan Dewi Sartika.

Bagi orang-orang yang sering lewat Condet, mereka sudah mengetahui bahwa di perbatasan Jalan Dewi Sartika dan Jalan Raya Condet terdapat sebuah taman.

Namun, pengendara yang jarang atau belum pernah berada di kawasan itu mungkin tidak akan mengira bahwa ada taman yang tertutup APK.

"Bisa-bisa orang awam pada enggak ngeh kalau ini taman karena ketutupan baliho semasa Pemilu 2024 (Pemilihan Umum) ini. Makanya saya bilang ganggu pemandangan," imbuh Andika.

Selain itu, beberapa baliho dan spanduk dalam kondisi kusam. Ini membuat Taman Salak Condet tampak kumuh.

Warga lainnya bernama Ruslan (60) pun setuju dengan Andika. Ia menyayangkan pemasangan APK di taman itu.

Menurut dia, ruang terbuka umum seperti Taman Salak Condet tidak semestinya dikotori oleh APK.

"Harusnya fasum (fasilitas umum) semacam taman ya enggak perlu dipasang beginian," tutur Ruslan di lokasi.

Ditambah lagi, taman tersebut memiliki Tugu Salak yang merupakan ciri khas kawasan Condet.

"Ini juga kan ada tugu kebudayaan, salak yang jadi ikonnya Condet, ya seharusnya bersih dan steril dari baliho. Ini kan malah enggak kelihatan tugunya dari jalan utama (Jalan Dewi Sartika). Pandangan jadi terganggu," jelas Ruslan.

"Ada baliho di fasum seharusnya dilarang pemerintah. Kalau masyarakat yang larang kan takut bermasalah sama partainya. Saya cuma bisa merasa terganggu, tapi enggak bisa berbuat apa-apa," imbuh dia.

Sementara itu, warga lainnya bernama Septia (27) tidak mempermasalahkan Taman Salak Condet yang tertutup baliho.

Menurut dia, masalah utama dari pemasangan APK di pagar taman adalah terhalangnya pandangan pengendara motor dan mobil.

"Terlalu ramai dan balihonya tinggi-tinggi, lumayan bikin kagok kalau mau belok ke Jalan Raya Condet (dari Jalan Dewi Sartika)," ungkap Septia di lokasi.

Selain itu, pemasangan APK yang tidak beraturan juga membuat kawasan tampak kumuh.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/16/17203461/baliho-caleg-bikin-taman-salak-condet-ngumpet-warga-ganggu-pemandangan

Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke