BOGOR, KOMPAS.com - Kepala Bidang Perekonomian Sumber Daya Alam, Infrastruktur dan Kewilayahan Sofie Linawati menuturkan, pihaknya masih mencari skema pendanaan untuk mewujudkan rencana pembangunan transportasi berbasis rel dalam kota atau trem di Kota Bogor.
Pemkot Bogor juga masih mencari investor pendanaan yang diperkirakan membutuhkan Rp 1,7 triliun ini.
Dengan anggaran tersebut dirasa berat dan tidak mungkin hanya mengandalkan APBD Kota Bogor.
Baca juga: Ada Penampakan Rel di Samping Jembatan Otista, Benarkah untuk Trem Bogor?
"Dari FS (feasibility study) karena kita juga melihat bahwa cukup tinggi investasinya ketika hasil dari kajian 2021 ada berapa triliun untuk satu koridor kalau enggak salah sampai ke Rp 1,7 triliun itu yang berlaku di tahun 2020. Sehingga memang ini cukup berat akan dikaji oleh APBD," ucap Sofie saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (17/1/2024).
Untuk itu pihaknya masih mencari skema pendanaan, investasi, demi mewujudkan trem di Kota Bogor.
Sofie menuturkan, kerja sama pendanaan trem di Kota Bogor juga memakai format government to government, tepatnya melibatkan pemerintah pusat.
"Sejalan dengan itu kita tetap melakukan pencarian skema pendanaan untuk itu, bisa juga dengan G to G, kita mencoba menggandeng perusahaan daerah transportasi pakuan untuk melakukan penjajakan terkait derngan pembangunan trem ini. Memang tidak mungkin bisa sendiri tetapi mungkin bisa menggandeng investor," ucap Sofie.
Baca juga: Saat Sopir Bus dan Penumpang Keluhkan Kondisi Terminal Baranangsiang Bogor yang Mengkhawatirkan...
Diketahui, trem di Kota Bogor akan menempuh rute sepanjang 8 kilometer dengan sistem looping Tol Jagorawi, Terminal Baranangsiang, Jalan Otto Iskandardinata, Juanda, Kapten Muslihat, Nyi Raja Permas, Dewi Sartika, Sawo Jajar, Sudirman, dan Pajajaran.
Sofie menjelaskan, pembangunan transportasi umum Kota Bogor semakin lengkap dengan adanya trem, LRT Jabodebek, Trans Pakuan, hingga KRL Commuter Line.
Ia menuturkan, pembangunan transportasi publik harus terintegrasi.
“Pada dasarnya, ketika kita membangun transportasi umum masal ini memang harus terintegrasi jadi itu yang harus kita tangkap,” ungkap Sofie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.