BEKASI, KOMPAS.com - Pengguna KRL dari Tangerang Selatan, Berlian Idris (47), ikut dalam aksi 100 hari matinya eskalator di Stasiun Bekasi, Rabu (31/1/2024) malam.
Ia mengatakan, aksi tersebut bukan menunjukkan bentuk protes, tetapi untuk memperlihatkan bagaimana pihak berwenang kurang serius menanggapi permasalahan tersebut.
"Ini sudah hari ke-100 eskalator Bekasi mati, kita bisa melihat pelayanan publik yang terbengkalai dan sepertinya tidak ditanggapi secara serius," kata Berlian Idris saat diwawancarai di lokasi.
Baca juga: Bawa Karangan Bunga, Pengguna KRL Gelar Aksi Duka Cita 100 Hari Matinya Eskalator Stasiun Bekasi
Berlian menuturkan, aksi itu juga bisa dibilang sebagai kekuatan agar eskalator tersebut dapat segera diperbaiki.
"Kita doakan semoga pengelola diberikan kekuatan untuk segera menghidupkan kembali eskalator yang mati ini. Itu adalah pesan dari aksi kita hari ini," ujar dia.
Menurut Berlian yang juga berprofesi sebagai dokter spesialis jantung, setiap orang memiliki kapasitas kekuatan yang berbeda.
Untuk itu, sangat disayangkan eskalator tidak dapat digunakan pengguna yang memiliki fisik lemah.
"Jadi eskalator ini penting. Tentu tidak semua orang memiliki fisik yang kuat. Mereka perlu ada bantu untuk memudahkan perjalanan mereka," kata dia.
Baca juga: Pasang Replika Nisan di Eskalator Mati di Stasiun Bekasi, Pengguna KRL Langsung Dihampiri Satpam
Sebagai informasi, Berlian Idris juga aktif menyuarakan eskalator rusak di akun media sosial X-nya, @berlianidris.
Diketahui, aksi tersebut terdapat nisan yang terbuat dari kardus dan karangan bunga bertuliskan "Turut berduka cita atas wafatnya eskalator Stasiun Bekasi" dan di bawahnya juga tertulis "warga Bekasi".
Mereka saling bergantian menaburkan kelopak bunga ke nisan tersebut untuk memperingati 100 hari matinya eskalator di Stasiun Bekasi.
Selain itu, ada juga yang berdoa di depan nisan agar eskalator dapat kembali berfungsi dengan normal.
Salah satu yang ikut menggaungkan aksi tersebut yakni MegaUtami (25), sosok di balik akun @pernebangroket yang rutin membagikan update dari hari pertama hingga 100 hari matinya eskalator Stasiun Bekasi.
Mega menegaskan, aksi ini bukan untuk mempermalukan, tetapi agar pihak terkait dapat segera memperbaiki eskalator tersebut.
"Tujuan kita baik, bukan ingin membenci atau mempermalukan. Saya membantu mewakilkan teman-teman atas keresahan yang sama," kata dia di lokasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.