Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bongkahan Tembok Pos Pantau Pintu Air Palmerah yang Jebol Belum Diangkut

Kompas.com - 08/02/2024, 06:37 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah tiga hari, bongkahan tembok pos pantau Pintu Air Palmerah, Jakarta Barat belum juga diangkut dari dasar Kali Inspeksi Grogol sejak Senin (5/2/2024).

Pantauan Kompas.com pada Rabu (7/2/2024), tembok berkelir oranye itu melintang di dasar kali. Ini menyebabkan sampah yang ikut terbawa arus menyangkut di sisi-sisinya.

Terihat sebagian saringan sampah menempel pada konstruksi tembok yang roboh tersebut. Sementra bagian sisi tembok sudah retak sana-sini.

Baca juga: Pos Pantau Pintu Air Palmerah Jebol, Bongkahan Tembok Jatuh ke Kali

Menurut Kholis (50), petugas Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, tembok itu belum juga dievakuasi sejak jebol pada Senin (5/2/2024) lalu.

“Karena kami butuh alat berat seperti mobil crane. Kalau aktivitas dari pagi sampai malam jalan ramai terus sama kendaraan. Paling bisa ngerjainnya, datanganya malam jam 24.00 WIB,” ujar Kholis saat ditemui di lokasi.

Dia menyebut, dinas terkait telah meninjau kondisi pos pantau yang jebol tersebut.

Baca juga: Pos Pantau Pintu Air Palmerah Jebol, Petugas: Memang Sudah Ambles dan Keropos

“Katanya 'ya sudah nanti kami akan evakuasi secepatnya untuk mendatangkan alat berat'. Saat ini belum tahu pasti kapan mau didatangkannya,” ungkapnya.

Sementara ini, Kholis dan petugas lainnya mengangkut sampah yang tersangkut secara manual. Mereka akan turun ke Kali Inspeksi Grogol, lalu memunguti sampah-sampah agar air tidak meluap dan melimpas ke daratan.

“Total ada lima sampai enam orang, kami ambilin (sampah), taruh di palka, baru diambil pakai feeder,” kata Kholis.

Baca juga: Petugas Angkut Manual Sampah di Kali Inspeksi akibat Pos Pantau Pintu Air Palmerah Jebol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com