JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli toksikologi kimia dari Universitas Indonesia Doktor Budiawan mengatakan, gas amonia berbahaya bagi kesehatan tubuh.
"Prihatin saya. Poinnya adalah, gas amonia dalam pengertian kesehatan itu kan ada nilai batas di udara. Kalau terhirup atau terpapar pada manusia, maka dia akan mengganggu kesehatan melalui sistem pernapasannya. Karena gas amonia ini menghambat pernapasan yang membutuhkan oksigen, itu berarti kandungan amonia melewati ambang batas," kata Budiawan dihubungi Kompas.com, Kamis (8/2/2024).
Untuk itu, dia meminta instansi terkait segera mengevakuasi warga yang terdampak kebocoran pipa gas amonia milik pabrik es di Koang Jaya, Karawaci, Tangerang.
"Pertama, harus selamatkan manusia segera. Kalau keselamatan awal, harus dievakuasi. Kadar amonia meningkat dan melewati ambang batas. Itu harus segera diselamatkan, darurat," ujar Budiawan.
"Prinsipnya Dinkes secepatnya lakukan tindakan untuk menyelamatkan warga dari radius yang berbahaya. Warga harus berada di tempat yang udaranya segar," lanjutnya.
Selain itu, Budiawan juga menganjurkan instansi terkait agar memberikan oksigen untuk warga setempat.
"Tindak lanjutnya, dilakukan treatment, dengan memberikan oksigen darurat. Kalau gas amonia, itu harus pakai filter khusus. Ini kedaruratan, jadi mengurangi orang terpapar, pastinya jauhkan dari lokasi utama," ucapnya.
Baca juga: Pabrik Es di Karawaci yang Gas Amonianya Bocor Disebut Sudah Beroperasi 32 Tahun
Sebelumnya, pipa gas amonia milik pabrik es PT Danesja di Koang Jaya, Karawaci, Tangerang Kota bocor, Selasa (6/2/2024).
Sebanyak 28 orang dilarikan ke rumah sakit saat terjadi kebocoran gas amonia.
Bahkan sejumlah tanaman yang tumbuh di pekarangan rumah warga RT 004 RW 03 Kelurahan Koang Jaya, Karawaci, Tangerang Kota, juga mengering.
Kabut gas amonia yang bocor dari pabrik es PT Danesja membuat dedaunan pohon tampak berwarna coklat dan mengering.
Baca juga: Gas Amonia Bocor dari Pabrik Es di Karawaci, Warga: Lebih Baik Ditutup Atau Pindah, Saya Trauma!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.