Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agen Sulit Dapat Beras dari Pemasok, Sebut Banyak Caleg yang Borong untuk Kampanye

Kompas.com - 12/02/2024, 14:36 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang agen di Toko Sembako Solo bernama Edo (39) mengaku banyak calon anggota legislatif (caleg) dan kader partai politik yang memborong beras untuk keperluan kampanye. 

Dia menduga hal itu turut menjadi penyebab mahal dan langkanya beras di pasaran.

"Pemilu mungkin ngefek juga dikit. Mungkin, ada caleg-caleg atau kader-kader partai yang membeli beras terlalu banyak untuk bansos dan lainnya akhirnya untuk pedagang kebagiannya cuma sedikit,” kata Edo saat ditemui Kompas.com di tokonya, Jalan Poltangan Raya, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (12/2/2024).

Baca juga: Agen Sembako: Sejak 2006, Harga Beras Saat ini yang Paling Tinggi

Edo sendiri pernah mengalami hal itu. Beberapa waktu terakhir ada beberapa caleg dan kader partai politik yang membeli paketan sembako dengan jumlah besar.

"Pernah ada, memang ada sih beberapa caleg minta pesanan paket untuk sembako. Ada beberapa, mulai 100 sampai 200 paket,” ujar Edo.

“(Beras) lima kilogram (untuk satu paket). Cuma tempat (agen) lain enggak tahu ya,” ucap dia melanjutkan.

Saat ditanya ada berapa caleg yang datang ke tokonya, Edo tidak mengetahui pasti karena tak menghitung.

“Saya enggak tahu itu caleg apa, itu juga ada (kader partai politik) yang melalui orang lagi, bukan tangan pertama (yang membeli),” imbuh Edo.

Baca juga: Harga Beras Naik sejak November 2023, Agen-agen di Pasar Minggu Sulit Dapatkan dari Pemasok

Hal serupa juga disampaikan seorang agen di Toko Sembako Ery bernama Arif Budiman (38).

Selain karena para petani di sejumlah daerah gagal panen, Arif memprediksi kenaikan atau kelangkaan beras disebabkan akibat menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

“Bisa jadi faktor mau pemilu, memang kebutuhan yang mungkin untuk yang lagi nyalon-nyalon kali ya, mau bikin pembagian sembako, bansos itu kali. Makanya di pasar jadi agak berkurang. Tapi, yang utama sih, faktornya memang banyak yang gagal panen,” ucap Arif.

Selain beras premium, Arif berkata, harga beras dari Perum Bulog juga cukup mahal. Menurut dia, harga beras bulog nyatanya berbeda dengan harga yang ditetapkan pemerintah.

“Kalau memang pingin swasembada pangan, ya sekarang kayak gini, kelangkaan beras itu harusnya bisa ditanggung sama pemerintah. Dan pasok beras-beras bulog yang katanya untuk rakyat, ya memang harus tepat sasaran,” ujar Arif.

Baca juga: Melambung, Harga Beras Premium di Agen Pasar Minggu Capai Rp 17.000 Per Kilogram

“Jangan jadi permainan orang-orang atas, akhirnya ke bawah sama saja, beras tetap mahal. Kenyataannya di lapangan, beras bulog itu juga harganya tetap mahal. Yang katanya Rp 10.900 per kilogram, bisa dicek, kenyataan di lapangan itu kami beli sudah di atas Rp 12.000,” imbuh dia

Untuk diketahui, harga beras di Pasar Minggu dengan kualitas premium senilai Rp 13.000 – Rp 17.000 per kilogram pada hari ini, Senin (12/2/2024).

Sebelum adanya kenaikan, harga beras premium di Pasar Minggu senilai Rp 10.000 - Rp 13.000 per kilogram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

Megapolitan
Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Megapolitan
Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Megapolitan
5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

Megapolitan
Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Megapolitan
Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Megapolitan
Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Megapolitan
Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Megapolitan
5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

Megapolitan
Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Megapolitan
KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

Megapolitan
Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Megapolitan
Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Megapolitan
Pemprov DKI Larang 'Study Tour', Korbankan Pengalaman Anak

Pemprov DKI Larang "Study Tour", Korbankan Pengalaman Anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com