Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilih PDI-P Lebih Besar Dibanding Pemilih Ganjar Versi Hitung Cepat, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 15/02/2024, 12:20 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil hitung cepat sementara dari sejumlah lembaga survei menunjukkan, perolehan suara pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD lebih rendah dibandingkan dua rivalnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Namun, di sisi lain, perolehan suara PDI-P sebagai salah satu partai politik pengusung Ganjar-Mahfud justru memperoleh suara tertinggi dibandingkan partai politik lainnya.

Bila hasil hitung cepat itu bertahan hingga akhir, artinya perolehan suara PDI-P lebih besar dibandingkan suara Ganjar-Mahfud.

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Lili Romli melihat hal ini sebagai anomali.

"Akan menarik apabila PDI-P, meski capresnya kalah, tetapi tetap menjadi pemenang pileg. Ini sesuatu yang luar biasa, anomali," ujar Lili dalam Obrolan Newsroom Spesial Pemilu 2024 yang disiarkan langsung di ruangan redaksi Kompas.com, Rabu (14/2/2024).

Baca juga: Anies-Ganjar Diyakini Tak Merapat ke Prabowo, Prinsip Anies dan Keteguhan Megawati Jadi Faktor Utama

Menurut pengamatan Lili, tampaknya ada segelintir pemilih yang masih loyal terhadap PDI-P, sehingga tidak berpaling ke partai politik lain.

Namun, kelompok ini kurang 'sreg' dengan sosok capres-cawapres yang diusung PDI-P.

Faktor lain yang mungkin bisa menjadi penyebab pemilih loyal PDI-P tak mendukung Ganjar-Mahfud adalah soal arah pembangunan ke depan, apakah melanjutkan yang sudah dikerjakan Joko Widodo atau justru sebaliknya.

"Mungkin kampanye-kampanye yang disampaikan Ganjar-Mahfud tidak disukai pemilih loyal PDI-P yang tampaknya menginginkan keberlanjutan. Karena (Ganjar) sempat tiba-tiba belok menjadi penentang Pak Jokowi kan. Padahal yang diharapkan pendukungnya adalah keberlanjutan," ungkap Lili.

"Oleh sebab itu, untuk pilpres, mereka memilih yang di-endorse oleh Pak Jokowi. Sementara untuk partai politik, tetap memilih PDI-P," lanjut dia.

Baca juga: Prabowo-Gibran Sebut Bakal Rangkul Anies dan Ganjar, Guru Besar UI: Demokrasi Bisa Mati

Diketahui, berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran memperoleh suara tertinggi dibandingkan dua rivalnya, pasangan urut 1 Anies-Muhaimin dan pasangan nomor urut 3 Ganjar-Mahfud.

Merujuk data Litbang Kompas misalnya. Prabowo-Gibran memperoleh suara 58,60 persen.

Sementara itu, Anies-Muhaimin dan Ganjar Mahfud masing-masing memperoleh 25,26 persen dan 16,14 persen. Adapun angka itu merujuk pada 93,85 persen data sampel TPS yang masuk.

Meski demikian, hasil hitung cepat pemilihan anggota legislatif menunjukkan, PDI-P sebagai partai politik pengusung Ganjar-Mahfud justru memperoleh suara tertinggi.

Berdasarkan data Litbang Kompas, PDI-P memperoleh 16,96 persen suara disusul Golkar dengan 14,49 persen dan Gerindra dengan 13,61 persen. Angka itu merujuk pada 71,65 persen data sampel TPS yang masuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com