JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta meminta masyarakat waspada terhadap gigitan nyamuk nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan DKI Ani Ruspitawati mengungkapkan, masyarakat bisa mengenali gejala yang dirasakan apabila terjangkit DBD.
Ia menjelaskan, gejala yang pertama dirasakan penderita ialah demam selama dua sampai tujuh hari yang disertai manifestasi pendarahan.
"Lalu penurunan trombosit (trombositopenia), kemudian hemakonsentrasi yang ditandai kebocoran plasma (peningkatan hematokrit, asitesis, efusi pleura, hipoalbuminemia)," ujar Ani dalam keterangannya, Kamis (29/2/2024).
Baca juga: 627 Warga DKI Jakarta Terjangkit DBD Sejak Januari 2024
Ani menjelaskan, terdapat gejala lainnya yang juga dirasakan penderita apabila terjangkit DBD akibat gigitan nyamuk aedes aegypti.
Beberapa gejala itu antara lain nyeri kepala, nyeri otot dan tulang, ruam kulit serta nyeri belakang bola mata.
“Tidak semua yang terinfeksi virus dengue akan menunjukkan manifestasi DBD berat. Ada yang hanya demam ringan yang akan sembuh dengan sendirinya atau bahkan ada yang tanpa gejala sakit (asimtomatik)," kata Ani.
"Sebagian lagi menderita demam dengue saja yang tidak menimbulkan kebocoran plasma dan mengakibatkan kematian,” imbuhnya.
Baca juga: 627 Warga DKI Terjangkit DBD, Paling Banyak di Wilayah Jakarta Barat
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 627 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi pada usia bayi di bawah lima tahun (balita) hingga dewasa di wilayah Jakarta.
Berdasarkan tren data kasus mingguan tahun 2024, tercatat kasus DBD di Jakarta terjadi peningkatan dibandingkan sejak minggu awal bulan Januari.
Data kasus menunjukkan peningkatan yang tajam kasus DBD di Ibu Kota terjadi minggu kelima tahun 2024 atau di awal bulan Februari 2024.
"Kami terus memantau perkembangan kasus DBD di setiap wilayah Jakarta. Sejauh ini, tidak tercatat kematian atas kasus tersebut,” tutur Ani.
Ani mengimbau kepada masyarakat Jakarta untuk melakukan langkah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di sekitar rumah atau lingkungan tempat tinggal masing-masing.
"Lakukan 3M yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang. Serta melakukan kegiatan lain yang mencegah perkembangbiakan dan gigitan nyamuk aedes aegypti,” ucap Ani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.