Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Tasik Kembali Ramai Saat Ramadhan, Pedagang: Kalau Hari Biasa yang Kuat-kuat Modal Saja

Kompas.com - 14/03/2024, 21:17 WIB
Xena Olivia,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki bulan Ramadhan 1445 Hijriah, kondisi Pasar Tasik Cideng, Jakarta Pusat, kembali terasa hidup bagi para pedagang.

Peningkatan pengunjung menjelang hari Lebaran menjadi angin segar lantaran para pedagang kerap bertahan dengan pendapatan seadanya pada hari-hari biasa.

“Kalau bulan puasa, mulai ramai. Habis itu, biasa lagi. Yang kuat-kuat modal saja,” ujar seorang pedagang Pasar Tasik, Danis (26) kepada Kompas.com di lapaknya, kamis (14/3/2024).

Baca juga: Pasar Tasik Cideng Tak Ada Sepinya, Warga Antusias Belanja meski Hujan

Setiap tahunnya, ada sistem yang disebut ‘pemutihan’ atau semacam daftar ulang bagi pedagang yang ingin memperpanjang masa sewa lapaknya di Pasar Tasik.

Biaya yang perlu dikeluarkan sebesar Rp 12.500.000, ini sudah meliputi pemutihan dan sewa lapak selama dua bulan.

“Mendekati puasa itu waktunya pemulihan, makanya ini beberapa lahan kosong. Banyak yang gulung tikar,” tutur Danis.

Pedagang lain bernama Emi (48) juga merasakan hal serupa. Ia baru merasakan peningkatan pelanggan sejak masa Pemilu 2024 selesai.

Danis (26, kanan) saat diwawancarai Kompas.com di Pasar Tasik Cideng, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2024).KOMPAS.com/XENA OLIVIA Danis (26, kanan) saat diwawancarai Kompas.com di Pasar Tasik Cideng, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2024).

Ia berpendapat, sistem belanja online menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penurunan pelanggan.

“Kalau ngikutin harga itu (online) enggak bisa. Di bawah harga modal,” tutur Emi sambil tersenyum tipis.

Di Pasar Tasik, mayoritas pedagang merupakan produsen. Artinya, baju tidak dijual secara ecer, melainkan per 20 potong atau satu kodi.

Baca juga: Disebut Jual Kurma Israel karena Kata Dates, Pedagang Pasar Jatinegara: Itu Kan Bahasa Inggrisnya...

Akan tetapi, pelanggan Emi kebanyakan lebih memilih untuk membeli baju per tiga potong.

“Sekarang (terjual) lima kodi saja sudah banyak banget. Mudah-mudahan ke depannya lebih baik lagi. Kayaknya sekarang ekonomi juga lagi turun,” tutur Emi.

Tak jauh berbeda, Susi (48) yang telah berdagang di Pasar Tasik selama 10 tahun juga mengalami hal yang sama.

Ia mulai merasakan penurunan pelanggan sejak memasuki masa new normal setelah pandemi Covid-19.

“Kondisi enggak bisa ditebak, kadang ramai kadang sepi. Setelah Pemilu baru mulai ada perkembangan,” ujar Susi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com