JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono diminta terlebih dahulu mendengarkan aspirasi masyarakat Kepulauan Seribu, sebelum menjalankan rencana pengembangan food estate.
Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail mengatakan, hal tersebut perlu dilakukan karena sampai saat ini kebutuhan dasar masyarakat di Kepulauan Seribu juga masih terbatas.
“Dengarkan aspirasi masyarakat setempat, sebelum berbicara bentuk investasi. Kita pastikan dulu nih kebutuhan dasar mereka, misalnya harga dan ketersediaan pangan, kemudian akses transportasi,” ujar Ismail, Kamis (21/3/2024).
Baca juga: Komisi B DPRD DKI Khawatir Harga Hasil Food Estate Kepulauan Seribu Lebih Mahal
Seharusnya, kata Ismail, Pemerintah Provinsi DKI lebih dulu memastikan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan mereka, disertai akses transportasi yang memadai.
“Kemudian dikaji dipetakan potensi lokal kapan yang memang fleksibel untuk dioptimalisasi. Dari situ dilakukan naik kelas dari kebutuhan, kemudian pemenuhan jasa tadi optimalisasi berbasis hal-hal potensial,” ungkap Ismail.
“Sekarang coba tanyain orang pulau, kebutuhan transport susah, terus sembako juga beda tarif sama daratan,” sambung Ismail.
Diberitakan sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berencana mengembangkan wilayah Kepulauan Seribu menjadi kawasan lumbung pangan atau Food Estate.
Baca juga: Soal Food Estate di Kepulauan Seribu, Heru Budi Diingatkan Tak Andalkan Keinginan Sesaat
Hal itu disampaikan Heru Budi saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) 2024 Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Selasa (19/3/2024).
“Kabupaten Kepulauan Seribu akan dikembangkan menjadi lumbung pangan untuk ketahanan pangan bagi Provinsi DKI Jakarta,” ujar Heru Budi dalam keterangan resminya, Selasa (19/3/2024).
Musrembang tersebut adalah bagian dari rangkaian penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2025.
Untuk itu, Heru Budi menyampaikan pengembangan food estate di Kepulauan Seribu mulai harus direncanakan. Sebab, ketersediaan bahan pokok di seluruh dunia sudah semakin berkurang, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Baca juga: Ingatkan Pemprov DKI Jangan Buru-buru soal Food Estate, Pakar: Agar Tak Buang-buang Anggaran
“Kita melihat kebutuhan, bahan pokok semakin berkurang di dunia,” jelas Heru Budi.
Adapun wilayah Kepulauan Seribu dipilih karena memiliki kekayaan sumber daya alam. Dia mencontohkan cukupnya banyaknya hasil laut, yakni ikan, rumput laut, hingga ganggang.
“Maka pada 2025 dan seterusnya memang harus dipikirkan Kepulauan Seribu menjadi lumbung pangan bagi masyarakat DKI Jakarta,” ungkap Heru Budi.
Kendati demikian, Heru Budi menegaskan setiap rencana pembangunan dan pengembangan di Kepulauan Seribu, akan disinergikan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Selain itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga akan melibatkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam pengembangan kawasan Kepulauan Seribu.
“Perlu dilakukan sinergi bersama KLHK serta KKP, untuk menjaga dan mengembangkan Kabupaten Kepulauan Seribu menjadi kawasan yang lebih bersih dan tertata,” kata Heru Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.