Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendulang Cuan dari Jasa Penukaran Uang Receh di Pinggir Jalan Jelang Lebaran

Kompas.com - 04/04/2024, 16:54 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Jasa penukaran uang di pinggir Jalan Raya Kalimalang arah Duren Sawit, Jakarta Timur, menuju Kota Bekasi, ramai dikunjungi pengendara motor menjelang hari raya Idul Fitri.

Perempuan bernama Esther (33) sudah menggeluti pekerjaan jasa penukaran uang receh jelang Lebaran sejak 2019.

"Mulai jualan seminggu lalu untuk momen jelang Lebaran sekarang, dari Selasa (26/3/2024) kemarin. Sudah ramai yang beli, ada Rp 16 juta total penukaran uang," ujar dia kepada Kompas.com, Selasa (2/4/2024).

Baca juga: Kisah Dian dan Risma Layani Jasa Penukaran Uang demi Jajan Anak dan Upah Rp 50.000 Per Hari

Esther menjual pecahan Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, dan Rp 20.000. Semuanya adalah uang baru.

Uang receh itu sudah dibungkus plastik bening dengan nominal tertentu. Untuk segepok uang receh, total nominalnya mulai dari Rp 100.000.

Esther juga menjual segepok uang pecahan Rp 2.000 dengan nominal Rp 200.000.

"Ada juga yang segepok uang pecahan Rp 5.000 isinya (total nominal) Rp 500.000," ungkap Esther.

Namun, ia tidak menutup kemungkinan jika ada pelanggan yang ingin membeli uang receh dengan nominal tertentu.

"Misal mereka minta segepok uang pecahan apa saja, tapi totalnya jadi Rp 500.000, itu bisa," kata dia.

Baca juga: Bawa Belasan Juta Rupiah, Penyedia Jasa Tukar Uang Baru di Kalimalang Khawatir Dijambret

Setiap uang pecahan tidak dijual seharga nilai uang tersebut.

Sebagai contoh, jika ingin membeli segepok uang Rp 10.000 dengan nominal Rp 200.000, harga yang dibayar bukan Rp 200.000.

Pembeli perlu menambahkan Rp 15.000 sebagai biaya layanan penukaran uang. Namun, biaya layanan berbeda untuk penukaran uang dalam jumlah jutaan.

"Misalnya mau nukar Rp 1 juta, kami jualnya 15 persen, jadi bayarnya Rp 1.150.000," papar Esther.

Dengan penukaran uang total Rp 16 juta sejak pekan lalu, Esther enggan menyebutkan keuntungan yang diperoleh.

Ia hanya menegaskan bahwa biaya untuk menukarkan uang dengan nominal jutaan adalah 15 persen dari uang yang ditukar.

Baca juga: Biaya Naik Jadi 15 Persen, Penyedia Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Kalimalang Omzetnya Turun

"Yang jelas, biasanya bakal lebih ramai empat hari sebelum Lebaran, dari sore sampai malam. Selalu seperti itu selama lima tahun ini, dan pokoknya selalu habis uangnya," pungkas Esther.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com