Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Penjualannya Menurun, Pedagang Parsel di Cikini: Banyak Pembeli Terima THR Mepet Lebaran

Kompas.com - 08/04/2024, 17:03 WIB
Baharudin Al Farisi,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjual parsel di Cikini bernama Diki (37) mengungkapkan, pembeli dagangannya jelang Lebaran 2024 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Lebih ramai tahun sebelumnya,” kata Diki saat ditemui Kompas.com di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2024).

Diki menduga, penurunan pembeli ini disebabkan karena banyak pelanggannya yang menerima tunjangan hari raya (THR) mepet dengan Hari Raya Idul Fitri.

Baca juga: Pemprov DKI Cek Masa Kedaluwarsa Produk Makanan untuk Parsel Lebaran 2024

“Karena kan THR serentak, kemarin di tanggal 5 April. Biasanya kan dua minggu sebelum Lebaran, itu sudah ada pengunjung yang beli,” ujar Diki.

Oleh karena itu, pengunjung baru memadati Pasar Cikini pada satu pekan sebelum Hari Raya Idul Fitri.

“(Tapi) Itu juga enggak terlalu ramai. Biasanya mah padat. Saya saja biasa bikin sampai ke luar-luar (barang dagangannya). Nah, sekarang mah enggak,” ucap Diki.

Meski begitu, sejauh ini Diki memastikan bahwa dia sudah balik modal.

Saat ditanya berapa modal yang ia keluarkan untuk tahun ini, Diki menyebut angka Rp 50 juta.

“Modal harus ada, puluhan juta. Bisa sampai Rp 100 juta. Tapi, ya tergantung, beda-beda. Ada yang orang pesan tapi belum kasih DP, berarti kan belum masuk keuntungan kita,” ungkap Diki.

Baca juga: Tinjau Arus Mudik di Stasiun Pasar Senen, Jokowi: Semuanya Rapi Sampai di Atas Kereta

“(Tahun ini modal) Ya Rp 50 juta. Sudah, modal sudah pasti balik,” lanjutnya.

Selama satu tahun, Diki menjadi pedagang parsel di Cikini selama dua kali, yakni menjelang Natal dan Lebaran.

Usaha ini sudah dia geluti sejak delapan tahun terakhir. Sebab, Diki meneruskan usaha orangtuanya itu yang dulu berjualan di Stasiun Cikini.

Jika tak menjelang Lebaran dan Natal, Diki menjadi seorang pedagang nasi bungkus di Cikini.

“Iya, kalau tidak Lebaran, mereka (penjual parsel di Cikini ini) usaha yang lain di sini,” pungkae Diki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com