“Lebih ramai tahun sebelumnya,” kata Diki saat ditemui Kompas.com di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2024).
Diki menduga, penurunan pembeli ini disebabkan karena banyak pelanggannya yang menerima tunjangan hari raya (THR) mepet dengan Hari Raya Idul Fitri.
“Karena kan THR serentak, kemarin di tanggal 5 April. Biasanya kan dua minggu sebelum Lebaran, itu sudah ada pengunjung yang beli,” ujar Diki.
Oleh karena itu, pengunjung baru memadati Pasar Cikini pada satu pekan sebelum Hari Raya Idul Fitri.
“(Tapi) Itu juga enggak terlalu ramai. Biasanya mah padat. Saya saja biasa bikin sampai ke luar-luar (barang dagangannya). Nah, sekarang mah enggak,” ucap Diki.
Meski begitu, sejauh ini Diki memastikan bahwa dia sudah balik modal.
Saat ditanya berapa modal yang ia keluarkan untuk tahun ini, Diki menyebut angka Rp 50 juta.
“Modal harus ada, puluhan juta. Bisa sampai Rp 100 juta. Tapi, ya tergantung, beda-beda. Ada yang orang pesan tapi belum kasih DP, berarti kan belum masuk keuntungan kita,” ungkap Diki.
“(Tahun ini modal) Ya Rp 50 juta. Sudah, modal sudah pasti balik,” lanjutnya.
Selama satu tahun, Diki menjadi pedagang parsel di Cikini selama dua kali, yakni menjelang Natal dan Lebaran.
Usaha ini sudah dia geluti sejak delapan tahun terakhir. Sebab, Diki meneruskan usaha orangtuanya itu yang dulu berjualan di Stasiun Cikini.
Jika tak menjelang Lebaran dan Natal, Diki menjadi seorang pedagang nasi bungkus di Cikini.
“Iya, kalau tidak Lebaran, mereka (penjual parsel di Cikini ini) usaha yang lain di sini,” pungkae Diki.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/04/08/17030831/sebut-penjualannya-menurun-pedagang-parsel-di-cikini-banyak-pembeli