JAKARTA, KOMPAS.com - Nestapa menimpa seorang pria bernama Giri (22) saat sedang bekerja di Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu (27/4/2024).
Kuli bangunan asal Cianjur itu tewas tertimpa tembok roboh dari rumah yang sedang ia renovasi.
Kala dirinya sedang meregang nyawa di bawah runtuhan tembok, ia masih sempat mengucapkan dua kalimat syahadat.
"Korban nyebut 'laa ilaha illallah muhammadur rasulullah' pas dievakuasi," kata pemilik rumah berinisial M kepada Kompas.com di lokasi, Minggu (28/4/2024).
Baca juga: Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja
M mengatakan, ia sedang tidak berada di sekitar tembok yang roboh itu.
Saat mendengar kegaduhan, M langsung bergegas menghampiri tembok itu. Di sana, M melihat Giri dan pekerja lainnya, Waslam (64) yang berasal dari Cilacap, tertimpa tembok.
"Di bawah tembok sudah ada Bang Giri dan Pak Waslam. Kami langsung bantu evakuasi," ujar M.
Proses evakuasi Giri cukup meninggalkan kesan yang mendalam di benak M. Sebab, Giri terus mengucapkan dua kalimat syahadat sepanjang proses evakuasi dari reruntuhan tembok.
"Korban bisa dibilang mati syahid karena masih sempat mengucap 'laa ilaha illallah muhammadur rasulullah'," ungkap M.
"Korban masih hidup saat dievakuasi. Belum sempat dirawat, sudah meninggal di tempat. Pak Waslam selamat, tapi kakinya patah," lanjut dia.
Baca juga: Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh
M mengenang Giri sebagai seseorang yang baik dan jujur meski korban baru bekerja selama beberapa hari untuk merenovasi rumah keluarganya.
Menurut dia, Giri tidak pernah sungkan untuk mengobrol dengan bosnya selama mengerjakan rumah M.
Tidak hanya dengan M, Giri juga cukup akrab dengan anggota keluarga dan kuli lainnya.
M mengatakan, keluarganya memang sering mengobrol dengan para tukang agar mereka bekerja dengan nyaman.
"Saya sering tawari dia ngopi dulu sebelum kerja. Biasanya dia, 'iya, iya mas' sambil senyum dan ngopi," kenang M.