JAKARTA, KOMPAS.com - Marat, Ketua RW 002 Setu, Tangerang Selatan mengatakan, warganya sudah mengeluhkan aktivitas ibadah yang dilakukan sejumlah mahasiswa di sebuah kontrakan yang ada di wilayahnya.
“Sejauh ini (kegiatan ibadah para mahasiswa itu) memang sudah dikeluhkan sama warga,” ujar dia saat ditemui di lokasi, Senin (6/5/2024).
Warga kemudian menyampaikan keluhan tersebut kepada Ketua RT setempat.
Baca juga: Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga
Ketua RT akhirnya melakukan tindakan dengan cara menegur.
“Kegiatannya (ibadah) setiap seminggu atau dua minggu sekali, enggak nentu. Akhirnya Ketua RT tegur kemarin, tetapi pas saya datang sudah terjadi keributan,” tutur Marat.
Menurut pengakuan warga, kata Marat, mahasiswa melakukan pemukulan lebih dulu.
Akibatnya, warga tersulut emosi dan terjadilah keributan.
“Saya bilang, ‘Sudah, sudah. Jangan pada emosi’. Lalu warga bilang, ‘Bukan begitu, karena saya sudah kena pukul pak RW. Saya dipukul’,” cerita dia.
Di lain sisi, Marat mengungkapkan, memang tidak ada izin dari mahasiswa terkait aktivitas yang mereka lakukan.
Selain itu, selalu ada puluhan mahasiswa di dalam kontrakan meski yang menyewa hanya satu atau dua orang.
“Tidak ada izin ke RW. Saya juga tidak tahu persis berapa jumlah mahasiswa yang ada di sana (kontrakan),” imbuh dia.
Baca juga: Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah
Sebelumnya diberitakan, peristiwa pengeroyokan tersebut mengakibatkan sejumlah mahasiswa mengalami luka dan trauma.
Dikutip dari akun TikTok @kakaoleng951, Senin (6/5/2024), pengeroyokan terjadi ketika para mahasiswa beribadah di salah satu rumah warga di Tangerang Selatan.
Dalam video yang diunggah, dinarasikan bahwa pengeroyokan bermula dari provokasi yang digaungkan oleh Ketua RT setempat.
"Terjadi provokasi terhadap mahasiswa-mahasiswi yang sedang melakukan ibadah. Lalu, terjadilah pemukulan bahkan pembacokan, yang hari ini kami laporkan," kata seorang pria yang menyebut dirinya berasal dari sebuah komunitas.
Pria itu melanjutkan, provokasi terhadap sejumlah mahasiswa itu berujung pada penganiayaan. Bahkan, ada korban luka ringan dan luka berat.
"Korban satu lagi sampai saat ini belum bisa dihubungi karena trauma. Beliau dari Jonggol, laki-laki, ingin membantu adik-adik cewek ini memisahkan karena ini dikeroyok oleh orang-orang setempat. Namun, dia jadi korban juga," papar pria itu.
Baca juga: Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.