Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Kompas.com - 07/05/2024, 08:20 WIB
Firda Rahmawan,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang warga bernama Arya (23) punya pengalaman buruk saat menjadi penumpang JakLingko yang beroperasi di Jakarta Timur.

Hal itu ia ceritakan melalui unggahan video akun TikTok-nya, @manusiasetengahtanaman.

Arya menjadi penumpang JakLingko yang dikemudikan ugal-ugalan oleh sopirnya karena diteror debt collector (DC) pinjaman online (pinjol) melalui ponselnya.

"Bawa mobilnya bener-bener ngebut, ugal-ugalan pokoknya, ngebahayain semua yang ada di dalam mobilnya," kata Arya saat menceritakan pengalaman itu di akun TikTok-nya.

"Tahu kenapa alasan dia (sopir) bawa mobilnya kayak gitu? Karena lagi diteror sama DC pinjol," tambah Arya.

Baca juga: Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon Debt Collector

Arya mengatakan, ia bersama penumpang lain mengalami hal buruk itu selama 30 menit di dalam JakLingko.

Padahal, sopir tersebut juga sudah ditegur oleh penumpang lain agar tak ugal-ugalan saat mengemudi.

"Satu penumpang yang inisiatif langsung neriakkin si pengemudi dan bilang untuk tetap fokus bawa mobilnya dan bilang hati-hati," ujar Arya.

Namun, hal yang didapat justru makian dari sopir JakLingko itu. Sopir justru mengomel sambil berteriak kepada penumpang.

"Gue ini orang miskin, gue orang susah! Lo semua jangan ngatur-ngatur gua," ucap Arya menirukan gaya bicara sopir.

Baca juga: Sidak Sopir Bus, Kepala Terminal Lebak Bulus: Jangan Ugal-ugalan!

Akhirnya, Arya bersama penumpang JakLingko memutuskan turun di tempat pemberhentian paling dekat.

Setelah kejadian itu, Arya mengaku trauma. Bahkan, pria asal Jakarta Timur itu sempat vakum naik JakLingko.

"Saya beberapa waktu sempat vakum naik JakLingko karena deg-degan juga ya," ucap Arya saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/5/2024).

Walaupun hal itu terjadi pada Agustus 2023, Arya masih menyimpan rasa traumanya.

Lebih lanjut, ia meminta agar pihak pengelola JakLingko mengevaluasi kinerja para pengemudinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Relakan Dagangan Basah, Nanang Bersyukur Kiosnya di Pasar Poncol Tak Ikut Terbakar

Relakan Dagangan Basah, Nanang Bersyukur Kiosnya di Pasar Poncol Tak Ikut Terbakar

Megapolitan
Langkah PDI-P Untuk Pilkada 2024 di DKI dan Sumut Dinilai Tak Ringan

Langkah PDI-P Untuk Pilkada 2024 di DKI dan Sumut Dinilai Tak Ringan

Megapolitan
Akhir Pelarian Caleg PKS Asal Aceh yang Terlibat Bisnis Narkoba, Buron sejak Maret 2024

Akhir Pelarian Caleg PKS Asal Aceh yang Terlibat Bisnis Narkoba, Buron sejak Maret 2024

Megapolitan
Runutan Polemik Kampung Susun Bayam yang Dimulai sejak Pembangunan JIS

Runutan Polemik Kampung Susun Bayam yang Dimulai sejak Pembangunan JIS

Megapolitan
FBJ Deklarasikan Dukungan untuk Anies Baswedan Maju Jadi Calon Gubernur Jakarta 2024

FBJ Deklarasikan Dukungan untuk Anies Baswedan Maju Jadi Calon Gubernur Jakarta 2024

Megapolitan
Diperkosa Ayah Tiri, Anak di Kemayoran Diberi Rp 5.000 Sambil Diancam Dicelakai jika Mengadu

Diperkosa Ayah Tiri, Anak di Kemayoran Diberi Rp 5.000 Sambil Diancam Dicelakai jika Mengadu

Megapolitan
Perkosa Anak Disabilitas, Pemilik Warung di Kemayoran Beri Rp 10.000 agar Korban Tutup Mulut

Perkosa Anak Disabilitas, Pemilik Warung di Kemayoran Beri Rp 10.000 agar Korban Tutup Mulut

Megapolitan
3 Kios di Pasar Poncol dan Satu Rumah Warga Terbakar, Diduga akibat Korsleting

3 Kios di Pasar Poncol dan Satu Rumah Warga Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Polisi Tetapkan Eks Staf Kelurahan di Tangsel sebagai Tersangka Pemerkosaan Remaja

Polisi Tetapkan Eks Staf Kelurahan di Tangsel sebagai Tersangka Pemerkosaan Remaja

Megapolitan
Terkait Dorongan ke Pilkada Sumut, Pengamat: Ahok Digunakan PDI-P buat Pusat Pemberitaan

Terkait Dorongan ke Pilkada Sumut, Pengamat: Ahok Digunakan PDI-P buat Pusat Pemberitaan

Megapolitan
Saat DPRD DKI Kritik Penyelenggaraan PPDB, Berujung Permohonan Maaf Disdik

Saat DPRD DKI Kritik Penyelenggaraan PPDB, Berujung Permohonan Maaf Disdik

Megapolitan
Setelah 1,5 Tahun Dilaporkan, Pelaku Pemerkosaan Remaja di Tangsel Akhirnya Ditangkap Polisi

Setelah 1,5 Tahun Dilaporkan, Pelaku Pemerkosaan Remaja di Tangsel Akhirnya Ditangkap Polisi

Megapolitan
Penolakan Revisi UU Penyiaran Menguat, Kebebasan Pers Terancam dan Demokrasi Dikhawatirkan Melemah

Penolakan Revisi UU Penyiaran Menguat, Kebebasan Pers Terancam dan Demokrasi Dikhawatirkan Melemah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 28 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com