JAKARTA, KOMPAS.com - Tak ingin anak Indonesia bernasib sama seperti putranya, Pinta Manullang Panggabean (61) dan suaminya Sabar Manullang, mendirikan rumah sementara (rumah singgah) "Rumah Anyo" untuk selamatkan anak-anak pejuang kanker.
"Jadi sesuai dengan namanya, Yayasan Anyo. Anyo sendiri adalah nama panggilan anak pertama saya saat kecil. Anyo semasa hidupnya pernah meyandang kanker darah atau leukemia," kata Pinta saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (9/5/2024).
Akibat leukemia yang diderita, putra sulung Pinta dan Sabar meninggal dunia di usia 19 tahun.
Menjalani hari setelah kepergian Anyo bukan merupakan hal yang mudah bagi Pinta dan Sabar.
Baca juga: Cerita Anak Pejuang Kanker Menyemai Asa di Rumah Pesinggahan
Keduanya tahu betul bagaimana penyakit mematikan itu menggerogoti tubuh putranya.
Karena kepergian putranya, Pinta dan Sabar tak ingin anak Indonesia lain bernasib sama seperti Anyo.
"Karena sudah mengalami sebagai orangtua anak dengan kanker, walau Anyo sudah tiada 16 tahun yang lalu. Pak Sabar dan saya ingin sekali menolong 'Anyo-Anyo' lainnya agar bisa selamat dari kanker," sambungnya.
Rumah Anyo atau Yayasan Anyo Indonesia (YAI), dibangun Pinta bersama suaminya pada 2012 lalu.
Rumah Anyo yang berlokasi di Jalan Anggrek Neli Murni VIII, Kemanggisan, Jakarta Barat dibangun sebagai rumah sementara para anak pejuang kanker yang berasal dari daerah tapi harus menjalani pengobatan di rumah sakit Jakarta.
Kanker merupakan penyakit yang proses pengobatannya cukup lama dan tidak semua rumah sakit daerah bisa menanganinya.
Kebanyakan pasien kanker anak dari daerah dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar, seperti Rumah Sakit Kanker Dharmais, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dan lainnya.
Di sisi lain, tidak semua anak pejuang kanker berasal dari keluarga dengan eknomi atas. Kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga dengan ekonomi rendah.
Mereka berangkat dari daerah dan merasa begitu berat ketika harus menjalani pengobatan di Jakarta dalam waktu lama.
Selain karena biaya hidup yang besar, banyak orangtua anak pejuang kanker tak memiliki cukup uang untuk mengontrak rumah selama menemani buah hatinya menjalani pengobatan.
Untuk meringankan beban para orangtua anak pejuang kanker, maka dibangun lah Rumah Anyo.