JAKARTA, KOMPAS.com - Sugeng (74) terduduk lesu di teras Kantor Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub), Senen, Jakarta Pusat usai dimintai keterangan oleh petugas, Rabu (29/5/2024).
Ia dan 12 juru parkir (jukir) di daerah Tanah Abang hingga Gambir baru saja terjaring inspeksi mendadak (sidak).
Dengan sebatang rokok di tangan, Sugeng mengatakan, dirinya bakal pensiun menjadi jukir.
"Nanti saya enggak usah parkir lagi, enggak apa-apa. Saya pensiun, enggak apa-apa. Orang saya di sana cuma sehari enggak sampai Rp 50.000 pendapatan,” ujar Sugeng saat dimintai keterangan di Kantor Sudinhub, Senen, Jakarta Pusat, Rabu.
Baca juga: Delapan Juru Parkir di Jakbar Dibawa ke Kantor Dishub, Diminta Bikin Surat Tak Jadi Jukir Lagi
Pria yang rambutnya sudah putih semua itu memilih untuk tidak mengikuti pembinaan yang dijanjikan oleh petugas.
Sugeng mengaku hanya menandatangani surat pernyataan agar bisa segera pulang.
Ketika diamankan, Sugeng sama sekali tidak melawan. Namun, ketika ia meminta 2 menit untuk menghubungi temannya, petugas langsung mengarahkannya untuk masuk ke mobil Dinas Sosial.
Meski disidak sebagai jukir liar, Sugeng mengatakan, sehari-hari ia justru jarang membereskan parkir di minimarket tempat ia diamankan.
“Bukan, kan saya di sana cuma ngamanin doang. Karena itu Alfamart itu kan (di atasnya) ada resto,” ungkapnya.
Sugeng mengaku tidak pernah menarik uang parkir kepada para ojek online yang mengambil pesanan makanan di restoran tersebut. Sementara, minimarket yang dijaganya juga sepi pembeli.
Uang Rp 50.000 per hari yang didapatkan Sugeng hanya dipakai untuk dirinya seorang. Namun, Sugeng mengaku kadang-kadang ia kekurangan uang.
“Kalau laper minta makan di atas (kepada pihak restoran),” katanya sambil tersenyum.
Pria berpostur badan kecil ini sudah 20 tahun menetap di Jakarta. Tapi, Sugeng menjalani pekerjaan juru parkir baru 1 tahun terakhir.
“Saya dulu di sini puluhan tahun jadi hansip,” lanjutnya.
Saat ini, Sugeng tinggal sendiri dan jauh dari keluarganya. Istri tinggal di Yogyakarta, Jawa Tengah. Sementara, anak-anak dan cucunya tersebar ke beberapa kota di Jawa.
Baca juga: 13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar