Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelang Lebaran Tugas Mereka Makin Berat

Kompas.com - 27/09/2008, 11:50 WIB

Husin (30) hampir tidak pernah tidur nyenyak tiap malam selama bulan Puasa ini. Selepas magrib dan berbuka, warga Tanahsareal, Tambora, Jakarta Barat, ini berkemas. Perlengkapan lapangan hariannya tak pernah ia lupa, rompi, jaket, topi, sepatu, dan sebuah handie talkie (radio panggil).

Dengan menaiki sepeda motor, pria bertubuh kekar ini meluncur menyusuri tepian Kali Krukut, ke sebuah posko keamanan warga berukuran 3 meter x 3 meter. Di sana, belasan temannya sudah menunggu. Siap bertugas. Husin dan kawan-kawan selalu awas setiap malam. Maklum, Kelurahan Tanahsereal, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, nyaris tidak pernah sepi dari tawuran. Warga yang begadang menunggu sahur sering bergesekan dan bertengkar. "Sering banget tawuran," kata Husin kepada Warta Kota suatu malam.

Menjelang Lebaran, kerja Husin harus ekstrakeras. Sebabnya, banyak warga yang mudik ke kampung halaman. Tugas Wakil Ketua Citra Bhayangkara Kelurahan Tanahsereal ini menjadi berlipat ganda. Mau tak mau ia dan teman-temannya juga ikut menjaga rumah-rumah yang kosong yang selalu jadi incaran maling. "Tiap malam kami selalu patroli," katanya.

Jelas saja Husin ikut repot menjelang Lebaran. "Citra Bhayangkara itu sudah seperti polisi," ujar relawan ini seraya menjelaskan bahwa Citra Bhayangkara (CB) merupakan mitra polisi dan tugasnya cukup berat..

Di kelurahannya, ada 150 orang yang bertugas sebagai Citra Bhayangkara. Mereka terdiri atas berbagai profesi dan bertugas menjaga salah satu kelurahan terpadat di Jakarta ini. Satu kelurahan terdiri dari 15 RW masing-masing terdiri dari 2.000 jiwa. "Jelas tugas kami cukup berat," kata warga RT 012 RW 05 Tanahsereal itu. Rekannya, Budiawan (36 ), bercerita bahwa meskipun anggota Citra Bhayangkara Kelurahan Tanah Sereal berjumlah 150 orang, yang aktif bertugas paling-paling hanya 7O-an orang dalam semalam. "Tapi kami berusaha bertugas sebaik mungkin," katanya.

Lantas bagaimana mereka berkoordinasi? Pukul 22.00-23.00 WIB Husin bertugas mengecek anggotanya untuk mengetahui siapa saja yang bersiaga. "Nggak lagi memakai kentongan. Kami pakai HT," tuturnya.

Anggota Citra Bhayangkara didukung markas kepolisian sektor metro setempat. Koordinasi kedua belah pihak rutin dilakukan. Pasalnya, Citra Bhayangkara adalah garis depan polisi di tingkat masyarakat bawah. "Tapi bukan berarti fasilitas disediakan," kata Budiawan.

Budiawan mengatakan satu anggota CB yang baru wajib membayar iuran anggota sebesar minimal Rp 35.000. Jika ada anggota yang ekonominya lebih mampu, biaya iuran bisa ditambah. Uang iuran ini dipakai membiayai operasional sehari-hari. "Jadi Citra Bhayangkara itu butuh semangat dan inisiatif. Fasilitas dan alat disediakan sendiri," katanya.

Seorang anggota baru, kata dia, butuh dana minimal Rp 1 juta. Uang itu dipakai untuk membeli HT yang harganya Rp 500.000 - Rp 600.000. Sisanya untuk membuat kartu tanda anggota (KTA), membeli beberapa stel pakaian, jaket, topi, dan sepatu. "Juga iuran bulanan," kata dia.

Meski demikian, semangat warga Tanahsereal tidak surut. Ia menuturkan, seorang anggota CB bernama Muhari (23) rela menjual gerobak dagangannya demi membeli sebuah HT. "Padahal gerobaknya dipakai cari nafkah sehari-hari," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com