Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Demo UBK Anarkistis dan Bakar Pos Polisi

Kompas.com - 22/06/2013, 03:11 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mahasiswa Universitas Bung Karno kembali menggelar aksi anarkistis, Jumat (21/6/2013) malam, menjelang pemberlakuan kenaikan harga bahan bakar minyak. Di tengah unjuk rasa, mereka merusak fasilitas umum, bahkan membakar pos polisi di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.

Kejadian bermula saat puluhan mahasiswa mulai melakukan aksi unjuk rasa dengan kembali menutup Jalan Diponegoro. Mereka membakar ban dan mulai melakukan orasi sekitar pukul 20.30 WIB, Jumat (21/6/2013).

Sekitar pukul 22.40 WIB, belasan petugas polisi mulai mendatangi loksi. Petugas datang dari arah Jalan Imam Bonjol mengarah ke Jalan Diponegoro, tepatnya di depan Megaria.

Melihat petugas berdatangan, para mahasiswa "agen perubahan" itu mulai beringas. Mereka mulai melempari petugas dengan batu, bom molotov, bahkan kembang api.

Kalah jumlah, polisi memilih mundur. Melihat polisi mundur, para mahasiswa masih terus mengejar polisi.

Selain melempari petugas, mahasiswa juga merusak beberapa fasilitas umum, seperti pot-pot yang berada di taman median di depan Megaria.

Semua pot di taman kecil itu hancur berantakan. Rumput-rumput taman pun sudah banyak yang berada di jalanan. Bahkan mahasiswa melempari salah satu gedung kantor yang berada di dekatnya dengan menggunakan batu dan kembang api.

Puncak keberingasan mahasiswa terjadi ketika mereka membakar satu pos polisi di Jalan Diponegoro. Mereka menimpuki pos dengan beragam benda sehingga kaca-kaca pos tersebut pecah. Keadaan makin mencekam ketika pos polisi tersebut akhirnya terbakar setelah petasan tak henti dilemparkan mahasiswa ke arahnya.

Setelah itu, mahasiswa kembali ke tempat mereka berdemo di depan gedung Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta. Mereka pun melanjutkan berorasi. Ketika itu Jalan Diponegoro sudah ditutup mulai dari Jalan Imam Bonjol.

Mahasiswa pun kembali membakar ban bekas di tengah jalan dan berteriak-teriak. Jalanan yang sudah berantakan dipenuhi beling dan batu.

Ratusan petugas kepolisian berpakaian lengkap, didukung mobil barakuda, datang pada pukul 23.30 WIB. Lagi-lagi, para polisi ditimpuki.

Kali ini, polisi membalas lemparan tersebut dengan tembakan gas air mata. Mahasiswa yang tadinya bertindak anarkistis sontak berhamburan berlari menuju kampus mereka di Jalan Kimia.

Sementara itu, asap gas air mata yang ditembakkan polisi mengabutkan Jalan Diponegoro. Apalagi kemudian polisi juga menembakkan gas air mata ke arah Jalan Kimia dan melakukan sweeping terhadap mahasiswa.

Tak ada satu pun mahasiswa yang tertangkap polisi di lokasi ini. Baru sekitar pukul 00.00 WIB situasi kembali tenang. Tetapi, petugas kepolisian masih berjaga.

Sekitar pukul 00.30 WIB barulah polisi meninggalkan lokasi dengan menggunakan puluhan tronton sembari membuka akses Jalan Diponegoro. Warga sekitar pun langsung memenuhi lokasi kejadian.

Aksi anarkistis mahasiswa UBK ini bukan pertama kali terjadi dalam kurun sepekan terakhir. Mereka sudah tiga kali bentrok dengan petugas kepolisian di lokasi yang sama, sejak pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM bersubsidi pada awal pekan ini.

Tidak hanya dengan kepolisian, mereka juga kerap menyerang pengendara kendaraan yang melintas. Saat ini kondisi Jalan Diponegoro masih berantakan. Beling dan batu yang memenuhi jalan masih belum dibersihkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

    Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

    Megapolitan
    Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

    Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

    Megapolitan
    Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

    Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

    Megapolitan
    Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

    Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

    Megapolitan
    Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

    Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

    Megapolitan
    Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

    Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

    Megapolitan
    Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

    Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

    Megapolitan
    Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

    Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

    Megapolitan
    KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

    KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

    Megapolitan
    Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

    Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

    Megapolitan
    Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

    Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

    Megapolitan
    Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

    Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

    Megapolitan
    4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

    4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

    Megapolitan
    Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

    Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

    Megapolitan
    Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

    Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com