Pemandangan pun berubah, dari lautan manusia, menjadi hamparan sampah plastik, kardus makanan, kaleng bekas minuman, dan lainnya. Sampah itu berserakan, setidaknya, di jalan-jalan sekitar Bundaran Hotel Indonesia.
Belum semua punggung warga hilang dari pandangan, ketika sejumlah petugas kebersihan tampak mengangkat senjata dan bergerak memenuhi panggilan tugas. Ayunan sapu mereka membuat sampah beringsut dari tengah ke pinggir jalan.
"Ini sampah nanti mau dibuang ke Bantar Gebang. Nanti pakai gerobak kecil dulu. Baru make truk," ujar seorang petugas kebersihan, Rahmat (45).
Jakarta sudah bertambah tua, tetapi itu tak membuat warga tergugah untuk menyimpan botol plastik di dalam tas atau menyelipkan bungkus permen di saku celana sampai menemukan tempat sampah, demi rumah yang mereka tinggali dan lahan mereka mencari nafkah.
Tentu saja mereka boleh menuntut Pemerintah Daerah Ibu Kota untuk meningkatkan pelayanan, supaya Jakarta nyaman dan bersih. Tentu saja mereka boleh protes bahkan minta bantuan kepada Jokowi dan Basuki ketika banjir melanda rumah dan menyapu harta benda mereka.
Tetapi alangkah baiknya, sebelum menuntut dan meminta, kita bercermin dan bertanya, "Apa yang sudah kita lakukan untuk menjadikan Jakarta lebih baik?"
Selamat ulang tahun, Jakarta!
Terima kasih, Pak Rahmat!
Maaf...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.