Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua PKL: Basuki Jangan Jadi Pemimpin Provokatif

Kompas.com - 15/07/2013, 10:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama—yang akan mengusir pedagang Pasar Tanah Abang yang tidak memiliki KTP—menuai kritik. Basuki diharapkan tidak membuat pernyataan yang provokatif.

"DKI itu barometer untuk Indoneia. Jangan menciptakan kepemimpinan yang provokatif ke daerah-daerah. Nanti bisa jadi bumerang. Jangan sampai nanti menimbulkan perang saudara," kata Ketua Asosiasi PKL Indonesia (APKLI) DKI Jakarta Hoiza Siregar di Jakarta, Jumat (12/7/2013).

Menurutnya, saat ini ada sekitar 1.000 PKL yang menjajakan dagangannya di sekitar Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dari jumlah tersebut, 30 persen PKL tidak memiliki KTP DKI.

Artinya, paling tidak sebanyak 300 PKL terancam terusir dari Pasar Tanah Abang. Sebaliknya, 700 PKL lainnya bisa menempati Blok G Pasar Tanah Abang yang disiapkan Pemprov DKI untuk menampung PKL.

"Sebenarnya bukannya mereka enggak mau mengurus KTP DKI. Selama ini kalau enggak punya Rp 400.000 hingga Rp 500.000 kan enggak bisa punya KTP dan KK DKI," ujar Hoiza.

"Lagian boro-boro mau mengurus KTP DKI. Dapat uang makan saja udah bersyukur," kata dia lagi.

Dari penelusuran Warta Kota di Pasar Tanah Abang, dari lima PKL yang ditemui, tiga di antaranya merupakan pendatang dari luar Jakarta dan tidak memiliki KTP DKI. Hanya dua yang memiliki KTP DKI dan merupakan warga asli sekitar Pasar Tanah Abang.

"Enggak dia pikirkan dampaknya, (bagaimana kalau) tiba-tiba di Medan sana ada yang ber-KTP DKI diusir? Atau di Surabaya orang ber-KTP DKI diusir?" kecam Hoiza.

Menurut Hoiza, sebagai pemimpin, pernyataan Basuki itu sangat tak pantas. "Jangan sembarangan bicara. Enggak sopan itu namanya," kata dia.

Ditinjau dari segi hukum, kata Hoiza, pengusiran PKL ber-KTP non-DKI tidak diatur dalam UU apa pun. Tidak ada UU yang menyatakan pemerintah boleh mengusir warga yang KTP-nya tidak sesuai dengan tempat tinggal. Tidak ada di SK gubernur, perda, ataupun peraturan menteri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com