"Memang masih berantakan," kata pria yang akrab disapa Ahok itu ditemui di Balaikota, Jakarta, Senin (22/7/2013).
Basuki menyadari bahwa tindak tanduk mereka memerintah Jakarta memang menjadi perhatian orang politik sehingga kadang apa yang dilakukan kerap dicap sebagai pencitraan.
"Semua orang politik ngomong blusukan, ya mana bisa hentiin, sih. Orang dia (Jokowi) hobinya begitu. Gaya hidupnya begitu," lanjut Wagub yang tegas ini.
Sementara untuk urusan kemacetan, Basuki mengakui masih kekurangan personel sehingga menyebabkan banyaknya titik kemacetan di Ibu Kota. "Dishub itu kekurangan 800 lebih orang kalau mau bikin tiga shift," ujar mantan Bupati Bangka Belitung ini.
Sementara ini, Pemprov belum bisa menambah formasi baru lantaran belum masa penerimaan PNS. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta sekiranya akan mendatangkan sekitar 694 bus transjakarta secara bertahap. Hal ini dimaksudkan jika warga jengah bergelut dengan kemacetan, moda transportasi massal ini bisa jadi alternatif.
Di sisi lain, dalam hal Kartu Jakarta Pintar (KJP), Basuki mengakui belum banyak yang bisa dilakukan. Maka dari itu, sebagian dari dana operasional sebesar Rp 26,6 miliar per tahun itu dialokasikan untuk pendidikan.
"Kami sadar anak-anak sekolah, terutama di swasta, banyak yang ijazahnya ketahan. Itu enggak bisa keluar pakai KJP," kata dia.
Sebelumnya, akademisi asal Universitas Indonesia, Iberamsjah, menilai, sejak Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, belum ada realisasi kerja nyata yang ditunjukkan olehnya. Ia menyebut belum banyak yang dibenahi Jokowi-Ahok, mulai dari Kartu Jakarta Sehat (KJS), KJP, kemacetan, banjir, dan persoalan lain. Ia pun menyebut gaya blusukan Jokowi hanyalah pencitraan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.