Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Memang Masih Berantakan...

Kompas.com - 22/07/2013, 13:41 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membenarkan bahwa kinerjanya bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo masih berantakan. Namun, dia tidak merisaukan penilaian dari pengamat politik UI, Iberamsjah, itu.

"Memang masih berantakan," kata pria yang akrab disapa Ahok itu ditemui di Balaikota, Jakarta, Senin (22/7/2013).

Basuki menyadari bahwa tindak tanduk mereka memerintah Jakarta memang menjadi perhatian orang politik sehingga kadang apa yang dilakukan kerap dicap sebagai pencitraan.

"Semua orang politik ngomong blusukan, ya mana bisa hentiin, sih. Orang dia (Jokowi) hobinya begitu. Gaya hidupnya begitu," lanjut Wagub yang tegas ini.

Sementara untuk urusan kemacetan, Basuki mengakui masih kekurangan personel sehingga menyebabkan banyaknya titik kemacetan di Ibu Kota. "Dishub itu kekurangan 800 lebih orang kalau mau bikin tiga shift," ujar mantan Bupati Bangka Belitung ini.

Sementara ini, Pemprov belum bisa menambah formasi baru lantaran belum masa penerimaan PNS. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta sekiranya akan mendatangkan sekitar 694 bus transjakarta secara bertahap. Hal ini dimaksudkan jika warga jengah bergelut dengan kemacetan, moda transportasi massal ini bisa jadi alternatif.

Di sisi lain, dalam hal Kartu Jakarta Pintar (KJP), Basuki mengakui belum banyak yang bisa dilakukan. Maka dari itu, sebagian dari dana operasional sebesar Rp 26,6 miliar per tahun itu dialokasikan untuk pendidikan.

"Kami sadar anak-anak sekolah, terutama di swasta, banyak yang ijazahnya ketahan. Itu enggak bisa keluar pakai KJP," kata dia.

Sebelumnya, akademisi asal Universitas Indonesia, Iberamsjah, menilai, sejak Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, belum ada realisasi kerja nyata yang ditunjukkan olehnya. Ia menyebut belum banyak yang dibenahi Jokowi-Ahok, mulai dari Kartu Jakarta Sehat (KJS), KJP, kemacetan, banjir, dan persoalan lain. Ia pun menyebut gaya blusukan Jokowi hanyalah pencitraan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com