Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Sayangkan Ada Anggota DPRD yang Tak Mengerti Perda

Kompas.com - 26/07/2013, 13:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyayangkan pernyataan Wakil Ketua DPRD DKI, Abraham Lunggana, tentang keberadaan pedagang kaki lima di Tanah Abang. Basuki menilai pria yang akrab disapa Lulung itu tak memahami peraturan daerah.

Kamis (25/7/2013) kemarin, Lulung menyebut Basuki berbicara sembarangan tentang PKL di Tanah Abang. Lulung merasa tersinggung oleh ucapan Basuki tentang adanya oknum DPRD DKI yang "bermain" dalam urusan PKL dan preman di sekitar Pasar Tanah Abang. Ia menyarankan kepada Basuki untuk memeriksa kesehatan jiwanya.

Menanggapi hal itu, Basuki mengaku heran terhadap sikap Lulung tersebut. Ia menilai sikap Lulung itu menunjukkan bahwa anggota Fraksi PPP tersebut tak memahami peraturan daerah (perda) yang mengatur tentang keberadaan PKL.

Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Wakil Ketua DPRD DKI Abraham

"Saya sayang sekali, ya. Saya pikir Jakarta kacau mungkin ada wakil ketua DPRD seperti dia, yang tidak mengerti perda dan ngajak warganya melanggar perda. Ini ya masalah," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (26/7/2013).

Dalam Pasal 25 Ayat 2 Perda DKI Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum, disebutkan bahwa setiap orang atau badan dilarang berdagang, berusaha di bagian jalan/trotoar, halte, jembatan penyeberangan orang, dan tempat-tempat untuk kepentingan umum lainnya di luar tempat yang ditentukan oleh Gubernur DKI. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi DKI mendorong para PKL yang selama ini berdagang di badan jalan di sekitar Tanah Abang untuk pindah ke Blok G Tanah Abang.

Menurut Basuki, jika seorang anggota DPRD tidak mengerti perda, apalagi melanggar, maka orang tersebut sudah tidak berhak lagi menjabat sebagai wakil ketua DPRD. Ia mengatakan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) bisa mencopot jabatan orang tersebut.

"Kalau terbukti ada anggota DPRD yang melawan, menghasut rakyat melanggar perda, dia otomatis sudah gugur sebagai anggota DPRD sebetulnya, lho. Sumpah jabatannya sudah gugur," ujar Basuki.

Basuki mengatakan, jika penertiban PKL Tanah Abang tidak dapat dilakukan dengan sosialisasi dan cara-cara persuasif, maka Pemprov DKI akan memilih jalur hukum. Ia menegaskan, tidak mungkin seluruh pasukan keamanan berjaga terus-menerus di Tanah Abang untuk memantau keberadaan PKL di sana.

"Saya lakukan ini untuk sumpah jabatan saya, untuk menegakkan perda dan aturan," kata Basuki.

Basuki menegaskan, ia tidak segan-segan melaporkan PKL yang bersikeras menolak pindah dari badan jalan ke lokasi binaan yang telah disediakan oleh Pemprov DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com