Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: PKL Pindah, Tak Ada Uang untuk Parkir Liar

Kompas.com - 26/07/2013, 13:55 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meyakinkan bahwa tidak akan ada lagi perputaran uang untuk parkir liar di Tanah Abang jika pedagang kaki lima (PKL) mau pindah ke dalam gedung Blok G Tanah Abang.

Basuki mengatakan, keberadaan PKL di badan jalan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, telah memicu tumbuhnya parkir liar yang dikelola secara tidak resmi. Oleh karena itu, ketika Pemerintah Provinsi DKI ingin menertibkan keberadaan PKL di sana, muncul reaksi menolak relokasi PKL.

"Jadi, maunya apa? Maunya memang jualan di jalan. Maunya apa? Preman-preman mau dapat uang parkir liar. Persoalan itu kalau kita tertibkan, enggak ada lagi (aliran uang) ke parkir liar," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (26/7/2013).

Basuki menuturkan, bisnis perparkiran liar memang menggiurkan. Ia mengungkapkan, satu mobil pedagang bisa dikenai tarif parkir Rp 150.000 hingga Rp 200.000 per hari. Ia mengatakan, jika PKL ini ditertibkan, tidak ada lagi uang mengalir ke parkir liar.

"Kita bayangin saja kalau seribu kendaraan, itu berapa duit perputaran uang di sana," kata Basuki.

Selain parkir, lapak PKL juga ternyata berkontribusi pada perputaran uang di Tanah Abang. Sewa lapak, kata Basuki, bisa mencapai Rp 2 juta per bulan. Artinya, jika ada sekurang-kurangnya 500 lapak, bisnis ini meraup pundi-pundi sebesar Rp 1 miliar per bulan.

Menurut Basuki, Pemprov DKI Jakarta tidak asal mengusir PKL. Ia memastikan bahwa Pemprov DKI menyediakan tempat yang layak untuk berjualan di Blok G Tanah Abang. Jembatan yang diinginkan PKL pun akan dibuat. Tak hanya itu, PKL dibebaskan dari cicilan dana bangunan selama enam bulan pertama.

"Jadi kan keterlaluan (kalau tetap nolak). (Pedagang lama) bisa iri lho, mereka bayar sewa 20 tahun. Ini kalian masuk enam bulan enggak bayar," kata Basuki.

Di sisi lain, Basuki merasa heran dengan perkataan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana yang menyebutkan PKL pasti tak mau masuk ke Blok G Tanah Abang. Menurut Lunggana, apabila Pemprov DKI tetap bersikeras memindahkan PKL ke Blok G Tanah Abang, ia yakin bahwa para PKL itu akan berdagang di luar lagi.

Saat berkomunikasi dengan para PKL, Lunggana mendapati para pedagang tersebut sepakat untuk direlokasi. Namun, mereka tidak setuju dipindahkan ke Blok G Tanah Abang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com