JAKARTA, KOMPAS.com — Siswi kelas X SMP Al Washliyah Rawamangun, Rahmi Utami (12), siuman sejak Kamis (1/8/2013). Rahmi sebelumnya kritis sejak tertabrak Metromini B 7669 AS yang dikemudikan WS, di jalur bus transjakarta Jalan Pemuda, Rawamangun, Selasa (23/7/2013) sekitar pukul 16.00 WIB.
Rahmi tertabrak bersama dua rekannya, Revi dan Bennity. Awalnya, Rahmi sempat dirawat di Rumah Sakit Antam bersama Revi, tetapi kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Tarakan. Sementara Bennity dibawa ke Rumah Sakit Persahabatan dan meninggal dunia pada Selasa (23/7/2013) malam.
"Alhamdulillah, setelah sembilan hari kritis, Rahmi sudah sadarkan diri. Sebelumnya cuma tertidur terus, matanya hanya kebuka sedikit-sedikit," ujar ayah Rahmi, Budi Dwi Utama (35), setelah menerima santunan dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta, di kediaman Bennity, di Rawamangun, Jumat (2/8/2013).
"Saya kaget. Ini mukjizat. Tiba-tiba anak saya bangun, duduk nangis karena kakinya sakit. Lalu matanya kebuka," lanjut Budi, yang bekerja sebagai office boy di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rawamangun.
Budi menuturkan, ada bagian pada kaki kanan Rahmi yang perlu dipasangi pen. Menurutnya, biaya pemasangan pen mencapai Rp 4 juta dan ia siap menanggung sendiri biaya tersebut, meski ada Kartu Jakarta Sehat (KJS)
"Alhamdulillah (KJS) ngebantu. Kalau saya hitung-hitung bisa berapa puluh juta bisa saya keluarkan (tanpa KJS)," ujar Budi.
"Mesti pakai pen dan harga Rp 4 juta. Saya sudah siap bayar. Saya kalau untuk anak, saya siap. Kalau pakai KJS mesti nunggu pen dari pemerintah, tetapi saya takut anak saya kenapa-kenapa (selama menunggu pen dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta). Saya juga enggak tahu kapan (pen dari Pemprov DKI ) tersedia," ungkap Budi.
Mengenai musibah yang dialaminya, Budi mengaku menerima dengan ikhlas. Ia hanya berharap pihak Metromini menjenguk anaknya dan menjadikan musibah itu pelajaran. Menurutnya, sejak kecelakaan itu, pihak Metromini tak pernah menjenguk anaknya.
"Saya ikhlas, saya enggak minta apa-apa, cuma tolonglah datang lihat. Saya mohon tolong kalau bawa mobil diperhatikan keselamatan penumpang dan penyeberang supaya jangan ada kejadian ini lagi," akunya.
Sementara itu, menurut Budi, pihak SMP Al Washliyah Rawamangun memberikan waktu kepada Rahmi untuk memulihkan diri sampai betul-betul sembuh.
"Dari pihak sekolah dikasih waktu anak saya sembuh total dulu baru sekolah lagi," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.