Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Wali Kota Kerjanya Enggak Cakap, Kita Ganti

Kompas.com - 13/08/2013, 14:17 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama siap mencopot wali kota yang tidak benar dalam menjalankan tugasnya. Setiap wali kota sudah mendapat mandat untuk menyelesaikan permasalahan masing-masing di wilayahnya.

"Kalau wali kota kerjanya enggak cakap, ya kita ganti," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (13/8/2013).

Basuki mengapresiasi kinerja Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah dalam menyukseskan program penertiban pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang. Seafullah juga dinilai mampu menertibkan rumah potong hewan (RPH) dan tempat prostitusi di Blok G Tanah Abang.

Basuki memerintahkan Saefullah untuk tegas menindak permasalahan tersebut. Menurut dia, Saefullah telah memiliki jadwal untuk menertibkan kawasan tersebut.

"Kami juga sudah mulai delegasi ke wali kota dan mereka sudah mulai mengerti, kan. Yang bagus kerja itu seperti Wali Kota Jakpus. Yang lain sudah mengerti, nih, ya sudah kita diemin saja untuk sementara sambil kita awasi," kata Basuki.

Menurut Basuki, setiap wali kota memiliki permasalahannya berbeda berdasarkan karakter di setiap wilayah. Di Jakpus, misalnya, Saefullah memiliki tugas menertibkan PKL Tanah Abang, membangun kampung deret, dan menertibkan parkir liar.

Sementara itu, Wali Kota Jakarta Barat Fatahillah punya tugas menyelesaikan permasalahan kampung apung, kampung kumuh, penertiban PKL, dan sebagainya. Adapun Wali Kota Jakarta Timur HR Krisdianto bertanggung jawab untuk menertibkan PKL di Jatinegara, membangun kampung deret, dan menyelesaikan masalah sosial dengan warga agar mau direlokasi dalam upaya normalisasi Sungai Ciliwung.

Di Jakarta Selatan, Wali Kota Jakarta Selatan Syamsudin Noor juga memiliki kewajiban menertibkan PKL Pasar Minggu dan membujuk warga Fatmawati untuk menyetujui pembangunan jalur layang mass rapid transit. Wali Kota Jakarta Utara Bambang Sugiyono mendapat mandat menertibkan relokasi warga Waduk Pluit ke Rusun Marunda dan penyelesaian konflik Makam Mbah Priok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com