Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah-kisah Lucu Jokowi...

Kompas.com - 21/08/2013, 08:06 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sederhana serta tampil apa adanya adalah kesan yang muncul dari orang nomor satu di DKI Jakarta, Joko Widodo. Karakter itu juga yang membawa sang Gubernur kepada cerita-cerita menggelitik selama dirinya jadi pemimpin, baik di Surakarta maupun Jakarta.

Berikut sejumlah kisah lucu serta menggelitik soal keseharian Jokowi dalam pemerintahan yang berhasil dihimpun Kompas.com.

Dikira ajudan
Awal mula terjun ke dunia politik, yakni menjadi Wali Kota Surakarta, Jokowi wajib dikawal oleh ajudan. Namun, Jokowi kerap kalah pamor dari ajudannya yang berwajah ganteng serta badan tinggi tegap. Tamu yang belum mengenal Jokowi kala itu malah kerap menyalami ajudannya.

"Dikira yang wali kota itu ajudan saya, dia yang disalami. Awal-awal saya tahan, tapi tiga bulan, saya langsung minta ganti ajudan saja," ujarnya.

Ogah dikira ajudan untuk kesekian kalinya oleh para tamu, Jokowi pun menyeleksi ajudan hanya berdasar pada tingkat kecerdasannya, bukan dari fisik. Alhasil, dari delapan ajudan yang menjadi nominasi, ia memilih Pradista atau yang akrab disapa Dista untuk menjadi ajudan.

"Dia doang yang paling pintar, maka saya pilih dia," ujar Jokowi sambil menunjuk sang ajudan yang berperawakan kurus, berambut cepak, berkulit hitam, dan memiliki senyum lebar itu.

Kecoh petugas Dishub
Suatu waktu pada awal menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi blusukan ke Jakarta Barat. Dua pengawal bermotor dari Dinas Perhubungan pun melakukan pengawalan kendaraan dinasnya. Namun, pengawalan tersebut dianggap Jokowi terlalu berlebihan karena berjalan zigzag.

"Sudah bunyi nguing nguing, jalannya gini-gini (zigzag). Saya paling enggak suka itu dikawal dengan cara seperti itu. Ganggu orang," ujarnya.

Jokowi pun memiliki ide menjahili sang pengawal, yakni dengan menyuruh sopirnya untuk belok ke kiri. "Jadi, motornya lurus terus saya belok kiri. Dia nengok spion, lah Gubernur saya mana," ujarnya.

Bronx atau "mbronx"?
Berasal dari Jawa Tengah membuat aksen Jokowi pada beberapa kata tertentu menjadi terdengar unik, termasuk saat wartawan mewawancarai Jokowi soal Pemprov DKI memperbolehkan seni grafiti sebagai salah satu penghias di Ibu Kota.

"Kita lihat saja the 'Mbronx', bagus kan? Artinya kalau tertata, gambarnya bagus, itu jadi indah, bukan urek-urekan kayak sekarang," ujarnya santai.

Wartawan menerka-nerka, apa maksud Jokowi dengan kata the "Mbronx". Setelah ditelisik, rupanya Jokowi menambahkan huruf M pada kata sebuah kawasan di New York, Amerika Serikat, yang terkenal dengan seni grafiti jalanannya, yakni Bronx. Tanpa membenarkan kosakatanya, Jokowi yang tak sadar ditertawakan wartawan terus saja nyerocos soal pendapatnya soal grafiti di DKI.

Disalami preman Tanah Abang
Rencana penataan kawasan Pasar Tanah Abang menuai kekhawatiran dari orang dekat Jokowi. Banyak yang mewanti-wanti kawasan itu sulit "ditaklukkan" lantaran keberadaan preman yang menguasai lahan dan menarik uang pedagang.

"Ada ini, ini, ini, ini, wah, banyak sekali, batin saya. Kalau cuma ini kan sedikit, tapi enggak, ada ini, ini, ini, buanyak. Dan itu di-back up sama ini, ini, ini, ini, saya hanya diam saja," ujar Jokowi.

Akibat situasi tersebut, rencana blusukan-nya ke kawasan perdagangan grosir terbesar se-Asia Tenggara itu pun beberapa kali gagal. Padahal, Jokowi mengaku kakinya "gatal" untuk blusukan ke kawasan tersebut serta menemui pedagang.

Untuk mengantisipasi keselamatannya, Polda Metro Jaya meminta Jokowi untuk sementara waktu tidak blusukan ke sana dahulu hingga suasana pedagang dan preman bisa terkendali. "Saya bilang, kalau begini terus, kapan saya ke sananya. Akhirnya, hari itu saya paksakan. Masuk ke dalam, Bismillah, enggak ada apa-apa, malah nyalamin. PKL nyalamin saya, preman nyalamin saya. Saya tahu preman karena tatonya," ujarnya.

Ah, ada-ada saja Pak Jokowi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com