Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelanggan Warung Miras Rendi Sering Pulang Sempoyongan

Kompas.com - 22/08/2013, 16:37 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelanggan warung jamu milik Rendi (49), yang juga menjual minuman keras oplosan di Jalan Remaja III, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, sering pulang dalam keadaan mabuk dan sempoyongan. Hanya pelanggan lama yang diperbolehkan membeli miras di warung itu.

"Orang beli enggak boleh minum di sini, yang boleh yang sudah senior. Kalau anak-anak enggak boleh, jadi bawa pulang dibungkusin," kata D, penjual motor bekas di depan warung jamu milik Rendi, Kamis (22/8/2013).

D mengatakan, Rendi memiliki banyak pelanggan. Minuman oplosan yang dijual pelaku dijual dengan harga murah, hanya Rp 10.000. Pelaku diduga tidak memajang langsung miras oplosannya tersebut di tempatnya berjualan. D mengatakan, pelaku hanya memajang jamu beras kencur, jamu pegal linu, jamu masuk angin, dan minuman selain miras.

"Yang dijual jamu ginsu, orang tahu ya judulnya ginseng susu," ujar D.

Menurut D, biasanya pelanggan yang meminum minuman di warung Rendi terlihat sempoyongan ketika keluar dari warung. Namun, belum pernah terjadi masalah seperti keributan di lokasi dari para peminum tersebut. Hanya saja, D mengatakan Rendi biasanya mengantar pelanggannya yang mabuk melalui "orang-orang" Rendi.

"Yang sudah tengleng (mabuk) saja disuruh pulang. Ya, kalau enggak pakai motor, diantar pakai motor sama orangnya dia juga," jelas D.

Miras yang dibuat Rendi dan pegawainya, Edo, itu akhirnya menelan korban jiwa. Sepuluh orang meninggal dunia setelah menenggak miras oplosan itu. Korban sempat dirawat di RS Islam Cempaka Putih, yakni Maulana Ishak (20), Adi Ferdinan (26), Suaifudin (32), Sopar (32), Sutrisno (33), Sofyan (35), Maripin (35), Joko Pitono (39), Musthofa (27), dan Zaenudin (31). Mereka akhirnya meninggal dunia pada Minggu (18/8/2013) hingga Rabu kemarin. Mereka merupakan pelanggan di warung milik pelaku tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com