Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fredy Budiman Pukuli Wartawan Saat Pemusnahan Narkoba

Kompas.com - 30/08/2013, 20:05 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jurnalis SindoTV, Imam (28), dipukuli terpidana mati kasus narkoba Fredy Budiman saat meliput acara pemusnahan narkoba di Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba Mabes Polri, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (30/8/2013) sore. Fredy melakukan pemukulan dalam keadaan satu tangan diborgol gandeng dengan tahanan lain.

Menurut Imam, peristiwa bermula saat Fredy hendak dibawa polisi dari lokasi pemusnahan ke selnya. Ketika mengetahui kamera Imam terarah kepada dirinya, Fredy menyerang Imam. Fredy juga sempat melemparkan satu botol minuman mineral ke arah sejumlah wartawan lain sambil mengucapkan kata-kata kasar.

"Saya lagi ambil gambar di Dir IV. Fredy lagi menyaksikan dan dia tahu kita wartawan, dia berusaha menghindari dan minta dibawa kembali ke sel," tutur Imam.

"Setelah melempar (botol mineral), dia berontak. Dia menghampiri saya dengan tangan terkepal dan memukul pipi saya dua kali. Bahu kanan sini juga (dipukul Fredy). Dia juga ngomong-ngomong bahasa kasar sambil nunjuk-nunjuk. 'Ambil-ambil'. Cuma saya enggak tahu maksudnya ambil apa," tambahnya.

Jurnalis Metro TV, Prasetio (36), yang bertugas saat kejadian, juga hendak diamuk oleh Fredy. Namun, tindakan itu bisa dicegah polisi tak berseragam.

"Dipisahin akhirnya sama petugas," ujar Imam.

Wakil Direktur IV Narkoba Mabes Polri Komisaris Besar Anjan Pramuka mengaku belum bisa mengomentari insiden pemukulan tersebut.

"Saya tidak ada di lokasi saat itu. Jadi saya belum tahu persis kejadiannya. Nanti lihat dulu, kenapa dia mukulin, apa yang menyulut emosinya," ujar Anjan.

Mengenai kehadiran Fredy dalam acara pemusnahan itu, Anjan mengatakan, "Dia memang sengaja dibawa ke Dir IV untuk acara pemusnahan, sekaligus pemeriksaan atas kasus pabrik sabu yang di Lapas Cipinang."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com