Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil DPRD DKI: Pemindahan Ibu Kota Tepat, tapi Belum Waktunya

Kompas.com - 10/09/2013, 10:59 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang juga politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Triwisaksana mengatakan, wacana Presiden SBY untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta sudah tepat. Pria yang akrab disapa Bang Sani itu mengatakan, walaupun sudah tepat, pemindahan ibu kota itu belum saatnya dilaksanakan dalam waktu dekat ini.

"Sudah tepat, tapi waktunya yang enggak tepat," kata Sani saat dihubungi wartawan, Selasa (10/9/2013).

Terlebih lagi, saat ini, situasi di Indonesia sedang krisis. Apabila pemindahan ibu kota itu dipaksakan dalam waktu dekat ini, dibutuhkan biaya yang sangat tinggi. Selain itu, pemindahan ibu kota mengakibatkan pemborosan. Biayanya sekitar Rp 200 triliun yang dibutuhkan untuk pemindahan ibu kota.

Ia mengimbau, sebaiknya Jakarta dijadikan sebagai fokus pusat pemerintahan atau pusat bisnis saja. Sani mencontohkan seperti Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia, yang menjadi pusat bisnis saja. Sementara pusat administrasinya berada di kota lainnya.

Selain itu, banyak proses yang harus dipersiapkan selain faktor ekonomi untuk pemindahan ibu kota, seperti faktor political will. Menurut dia, jangan sampai dengan adanya pemindahan ibu kota itu, Jakarta dilupakan, seperti pepatah habis manis sepah dibuang.

Jakarta harus dapat fokus mengubah menjadi kota jasa maupun bisnis. Seperti halnya di Malaysia, Kuala Lumpur dilepas menjadi kota jasa dan pusat pemerintahan pindah ke Putrajaya. Sani pun mengatakan waktu perpindahan paling cepat adalah pada tahun 2027 mendatang.

"Ini harus dikaji ulang akan dipindah ke mana. Kalau gagasan Bung Karno dulu ke Kalimantan Tengah, Palangkaraya. Kalau bisa jangan terlalu jauh," kata Sani.

Saat mengeluarkan wacana pemindahan ibu kota pada tahun 2010 lalu, Presiden SBY memiliki tiga opsi. Opsi yang pertama adalah dengan membenahi Jakarta dengan membangun segala prasarana dan sarana transportasi yang masih di permukaan, di bawah permukaan, dan di atas permukaan. 

Opsi kedua, SBY terinspirasi dengan Malaysia yang membuat Putrajaya sebagai pusat pemerintahan, dan terletak tidak jauh dari ibu kota, di Kuala Lumpur. Malaysia membutuhkan waktu 5-7 tahun untuk membangun Putrajaya. Adapun dana yang dihabiskan sekitar Rp 80 triliun.

Opsi yang ketiga adalah ibu kota dapat dipindahkan ke kota di luar Jakarta. Mengenai tiga opsi yang telah disebutkan sebelumnya, Sani cenderung untuk memilih opsi pertama, yaitu penataan kembali Kota Jakarta, melalui perbaikan infrastruktur, menambah transportasi, dan sebagainya.

"Amankan Jakarta dengan bendungan raksasa di pantai utara. Ini sebagai antisipasi riset tahun 2050 yang menyebutkan Jakarta akan tenggelam," kata Sani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com