Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Apresiasi Pelayanan KJS

Kompas.com - 11/09/2013, 16:14 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
World Health Organization (WHO) mengapresiasi pelayanan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Hal ini disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama seusai bertemu dengan pihak WHO.

"WHO melihat beberapa bulan pelaksanaan KJS, dan ternyata mereka memberikan dukungan. Mereka sama sekali tidak memberikan kritikan," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (11/9/2013).

Badan organisasi dunia di bawah PBB ini, lanjut Basuki, menilai KJS dapat membantu warga kurang mampu untuk mendapatkan akses layanan kesehatan tanpa dikenakan biaya.

Basuki menambahkan, program KJS di Jakarta diharapkan WHO dapat menjadi role model pelaksanaan layanan kesehatan gratis di seluruh Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, terang Basuki, pihak WHO sempat menanyakan perbedaan program KJS dengan program kesehatan yang diterapkan secara nasional, yaitu Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

Basuki bersama Kepala Dinas Kesehatan DKI Dien Emmawati menjelaskan perbedaannya terdapat pada besaran premi yang ditentukan. Apabila premi Jamkesmas senilai Rp 19.225 dari nilai Rp 15.500. Sedangkan, DKI telah menerapkan premi sebesar Rp 23.000. "Tetapi kita masih terus mau hitung lagi, masih cukup atau tidak besaran premi itu," kata Basuki.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emmawati mengatakan kunjungan WHO ke Pemprov DKI untuk melihat semua aspek dari program yang telah dijalankan, mulai dari pelayanan, dokter, obat, hingga penagihan biaya perawatan, dan obat kepada pihak rumah sakit. Kemudian, WHO akan memberikan saran dan masukan terhadap setiap kelemahan yang ditemukannya dalam penerapan KJS tersebut.

Dien mengakui, dalam kunjungannya pihak WHO tidak memberikan kritikan atas pelayanan KJS. Justru mereka menilai penerapan KJS sudah cukup bagus. "Mereka tetap memberikan masukan dan membuat model, sudah pas atau belum diterapkan di DKI. Jangan lupa, DKI adalah pilot project-nya nasional," ujar Dien. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com