Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Berniat Terapkan Jam Malam, Ini Kata Pengamat Pendidikan

Kompas.com - 12/09/2013, 17:42 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Munculnya wacana dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk memberlakukan jam malam bagi pelajar di Jakarta dinilai cukup baik. Namun, bila terealisasi, kebijakan tersebut tidak akan berdampak apa-apa apabila tidak dibarengi dengan kesadaran dari orangtua untuk terus mengawasi anaknya.

Pengamat pendidikan, Darmaningtyas, mengatakan, idealnya anak-anak usia sekolah harus sudah berada di dalam rumah pada sekitar pukul 06.00 WIB. Kalaupun harus keluar rumah di atas jam tersebut, sebaiknya, untuk kegiatan kursus atau hal-hal yang penting lainnya, itu pun maksimal sampai pukul 10.00 WIB.

"Kalau anak-anak, terutama seusia SMP belum di rumah sampai pukul 10.00, orangtua harus gelisah, pergi ke mana anaknya," ujar Darma kepada Kompas.com, Kamis (12/9/2013).

Menurut Darma, pemberlakuan jam malam bagi anak sekolah sangat penting. Usia anak-anak sekolah yang masih tergolong labil belum cukup siap untuk menghadapi efek-efek negatif yang banyak muncul ketika beraktivitas pada malam hari.

"Jangan diperkenankan keluyuran karena mereka masih labil. Kalau tidak ada urusan yang jelas, jangan biarkan keluar," tegasnya.

Sebelumnya, Jokowi mengaku tengah berusaha mengkaji pemberlakuan jam malam bagi anak sekolah di wilayahnya. Namun, dia belum tahu apakah aturan itu akan jadi atau tidak.

Hal itu karena Jokowi tidak ingin aturan yang bertujuan mendisiplinkan anak justru membuat mereka terkekang. Hal itu terlontar pasca-kecelakaan maut yang melibatkan anak bungsu musisi Ahmad Dhani, AQJ alias Dul (13), pada Minggu (8/9/2013) dini hari kemarin.

Saat itu, AQJ yang masih di bawah umur, mengemudikan sendiri mobilnya yang berakibat terjadinya kecelakaan fatal hingga menewaskan enam orang dan sembilan orang lainnya, termasuk AQJ, mengalami luka berat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com