Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Pilih "Blusukan" daripada Hadiri Lobi-lobi DPRD

Kompas.com - 15/09/2013, 08:53 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki banyak program kebijakan. Meja anggota DPRD DKI Jakarta pun jadi prosedur yang harus dilewati, suka tidak suka. Namun, Gubernur DKI Joko Widodo memiliki gaya tersendiri dalam memuluskan sejumlah program.

Saat berbincang santai dengan wartawan beberapa waktu lalu di kantor Balaikota Jakarta, Jokowi mengaku menghindari pertemuan nonformal atau yang biasa disebut lobi-lobi agar program kebijakannya disetujui oleh para wakil rakyat DKI.

"Kalau saya tidaklah pakai cara lobi-lobi (dengan DPRD DKI) gitu. Tidak pernah sejak saya di Solo dulu, silakan cek kalau ndak percaya," ujarnya.

Mantan Wali Kota Surakarta itu mengaku banyak undangan dari anggota dewan untuk melakukan pertemuan santai. Keselasaran program antara eksekutif dan legislatif adalah tema yang diusung. Namun, Jokowi memilih untuk tak menghadirinya. Jokowi pun mengaku lebih memilih blusukan ke kampung-kampung dan kantor-kantor pelayanan di Jakarta ketimbang melobi agar programnya dapat disetujui dan terlaksana.

Dia yakin ajuan programnya telah terkalkulasi dengan baik sehingga tidak perlu melakukan lobi-lobi. Jokowi pun lebih memilih terjun ke warga demi mendengarkan secara langsung aspirasinya.

"Kalau dewan minta penjelasan, baru kita datang untuk menjelaskan. Tapi tidak dalam forum lobi, tapi pas rapat-rapat antara kita saja," ujarnya.

Bukan sombong atau angkuh, memang demikian, lanjut Jokowi, prosedur yang ada. Atau jika dia berhalangan hadir, dapat menugaskan Wakil Gubernur atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait untuk melakukan pembicaraan.

Menurutnya, cara tersebut sudah cukup efektif. Meski demikian, salah seorang politisi di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menampik jika komunikasinya dengan DPRD dianggap tidak baik. Soal adanya kebijakan yang persetujuannya tertahan di dewan, Jokowi pun berpikir positif.

"Enggak ada masalah. Dewan kan punya kalkulasi sendiri. Sedangkan posisi kita hanya mengajukan, mereka punya hak budgeting, evaluasi, revisi, gitu. Jadi tinggal ikutin aja, kalau dipanggil ya datang, jelasin secara formal, gitu-gitu saja," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com