Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kesulitan Jokowi Bangun Kampung Tematik

Kompas.com - 15/09/2013, 16:14 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pembangunan Kampung Tematik di Jakarta dipastikan berlangsung lama. Gubernur DKI Joko Widodo mengungkapkan, penolakan warga setempat menjadi penyebab.

"Memang yang sulit itu pendekatan ke warganya. Soalnya sudah ada penolakan dari awal," ujar Jokowi di Jakarta, Minggu (15/9/2013) siang.

Jokowi mencontohkan, di Muara Angke yang semula hendak dijadikan Kampung Nelayan, baru masuk tahap sosialisasi, masyarakat di sana sudah menolak terlebih dahulu. Beragam alasan pun dikemukakan masyarakat terkait pembangunan itu.

"Ada yang bilang penggusuran halus lah, ada yang bilang mereka selama ini sudah diuntungkan. Nah dengan perubahan itu mereka takut," lanjut Jokowi.

Gubernur mengakui, memulai penataan kawasan merupakan hal yang paling sulit. Menurutnya, kesadaran masyarakat untuk mengubah kehidupan menjadi lebih layak adalah kunci kesuksesan penataan permukiman itu.

Meski demikian, Jokowi memastikan program penataan permukiman tetap dijalankan. Jika penataan sudah dimulai dan kelihatan efek positifnya, lambat laun masyarakat akan melunak

"Yang sulit itu memang memulainya. Lihat itu Waduk Ria Rio, begitu rusunnya jadi, pada berebut pindah ke rumah susun semua," lanjutnya.

Seperti diberitakan, kampung tematik adalah salah satu program yang diunggulkan Gubernur serta Wakil Gubernur DKI, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama di awal mereka terpilih. Beberapa kampung tematik yang dirancang adalah Muara Angke menjadi Kampung Nelayan, Jalan Jaksa menjadi Kampung Backpacker, Setu Babakan menjadi Kampung Budaya, dan sebagainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com