Lurah Pejagalan, Alamsyah, menuturkan, dibongkarnya puluhan bangunan liar tersebut merupakan salah satu program untuk memperindah kawasan Jakarta Utara. Pasalnya, bangunan yang sudah berdiri sejak sembilan tahun lalu membuat kawasan itu terlihat kumuh.
"Sesuai dengan program Wali Kota Jakarta Utara Bambang Sugiyono bahwa ini merupakan salah satu program bersih-bersih," kata Alamsyah saat ditemui di lokasi pembongkaran, Minggu (22/9/2013) di Jakarta.
Alamsyah mengatakan, dibongkarnya puluhan lapak itu juga bisa mempermudah alat berat semacam backhoe untuk mengeruk Waduk Telok Gong.
Beberapa hari lalu, Suku Dinas Kebersihan Jakarta Utara sudah mengangkat belasan ton eceng gondok yang tumbuh di waduk tersebut.
"Dengan begitu, Waduk Teluk Gong akan kembali sebagaimana fungsinya, yaitu menampung debit air," kata Alamsyah.
Ia menjelaskan, sebelum melakukan pembongkaran, pihaknya telah memberikan imbauan. Mulai dari pendekatan persuasif hingga pemberian surat peringatan kepada pemilik 30 bangunan berbahan semipermanen tersebut.
"Jadi yang dibongkar ini karena mereka tetap membandel, makanya kita langsung ambil tindakan tegas," katanya.
Bangunan liar yang terdiri dari warung, kandang kuda, bengkel las, lapak tukang bensin, tempat pencucian motor, kandang ayam dan lapak tukang bunga, saat ini sudah rata dengan tanah. Warga pun saat ini mulai pindah dengan mengontrak rumah.
"Jadi selama ini mereka memanfaatkan lahan pemerintah dengan mendirikan bangunan liar," kata Alamsyah.
Sementara itu, Sanan (55), salah satu korban pembongkaran mengaku pihaknya sudah tinggal di lokasi itu sejak tahun 2006. Meski demikian, ia tak menampik bahwa dirinya membangun rumah berbahan semipermanen di atas tanah pemerintah.
"Habis saya enggak punya uang buat bayar kontrakan. Makanya, pas saya lihat di sini kosong, makanya langsung saya bangun rumah," kata pria yang memiliki lima anak itu.
Kini, pria asal Banten, Jawa Barat, ini akan membawa istri dan anak-anaknya itu mengontrak di sebuah rumah petakan seharga Rp 450.000.
Sewa kontrakan nantinya akan dibayar dari uang yang ia dapatkan selama menjadi penjual minuman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.