Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh DKI Berencana 'Nginap' di Balaikota DKI

Kompas.com - 19/10/2013, 23:28 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Buruh DKI bakal menggelar aksi mogok nasional pada 28-30 Oktober 2013. Namun sebelumnya, mereka terlebih dahulu akan menggelar aksi prakondisi mogok nasional pada Jumat (25/10/2013).

Sekjen Forum Buruh DKI Jakarta Muhammad Toha mengatakan, masa aksi akan menginap selama tiga hari di depan Kantor Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk memperjuangkan tuntutan mereka.

Adapun tuntutan para buruh tersebut diantaranya yakni meminta Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk memperbaiki kualitas hitungan item Komponen Hidup Layak (KHL).

Anggota Dewan Pengupahan DKI Jakarta dari unsur buruh, Dedi Hartono mengungkapkan, KHL item rumah yaitu Rp 800.000 per bulan bukan sebesar Rp 650.000 per bulan seperti yang ditetapkan dewan pengupahan dari unsur pengusaha dan pemerintah.

"Harga sewa rumah 3 kamar di DKI Jakarta kisaran Rp 650.000 - Rp 950.000. KHL item transportasi juga diubah menjadi Rp 13.000 per hari bukan Rp 11.500 per hari," kata Dedi dalam keterangan tertulisnya, yang diterima Kompas.com, Sabtu (19/10/2013).

Wakil Presiden FSPMI yang juga duduk sebagai anggota Dewan Pengupahan Nasional dari unsur buruh, Iswan Abdulah mengklaim tuntutan upah minimum DKI Jakarta sebesar Rp 3.761.445,28 sudah diperhitungkan sesuai dengan Permenakertrans No.13/2012.

Iswan mengatakan, tuntutan buruh adalah hal yang wajar melihat pencapaian ekonomi pada 2012, dengan PDB ke-16 terbesar dunia. Indikasi lain yakni pertumbuhan kelas menengah sebesar 56,5 persen, peningkatan pendapatan perkapita dari 3.800 dollar AS pada 2011 menjadi 4.000 dollar AS pada 2013.

Ditambah pertumbuhan ekonomi 6,3 persen pada 2012, tercepat kedua di dunia setelah China. "Maka dari itu,  atas dasar kondisi fundamental ekonomi yang telah dicapai Indonesia tahun 2012 maka menjadi wajar dan pantas buruh meminta kenaikan upah Rp 3,7 juta untuk DKI Jakarta dan 50 persen nasional," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com