Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Ingin Anak Jalanan Ditampung di Tempat yang Layak

Kompas.com - 22/10/2013, 12:27 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sedang mempersiapkan rumah penampungan bagi anak-anak agar aman dari kekerasan. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Pemprov DKI telah membuat sebuah surat untuk membangun rumah aman dari kekerasan terhadap anak-anak.

"Selain membangun rumah aman, kita juga lagi berpikir untuk membangun panti," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (22/10/2013).

Untuk melancarkan pelaksanaan program tersebut, ia telah menginstruksikan lurah, camat, dan Dinas Pendidikan DKI untuk mendata agar tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah. Oleh karena itu, anak-anak yang terancam putus sekolah itu tidak berkeliaran di jalanan untuk mencari uang sendiri.

Putus sekolah menjadi penyebab tingginya angka kekerasan terhadap anak. Sebab, anak-anak yang putus sekolah lebih memilih untuk mencari uang dan akhirnya bergaul dengan anak-anak jalanan lainnya.

Basuki menjelaskan, ada beberapa anak jalanan yang memang telah dikoordinasi oleh "mafia". Sebagian besar dari mereka berasal dari luar Jakarta, seperti dari Bogor, Depok, Jawa Tengah, dan sebagainya.

Oleh karena itu, dia telah meminta data anak jalanan kepada Dinas Sosial DKI. Data itu untuk membedakan anak-anak jalanan yang berasal dari Jakarta dan dari luar Jakarta. Rumah aman itu, kata dia, akan dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI 2014.

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana (BPMPKB) DKI Deded Sukendar telah memiliki data rumah-rumah mana saja yang akan dialihfungsikan sebagai rumah aman. Basuki bahkan menawarkan rumah dinas Wakil Gubernur DKI yang terletak di Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan, untuk dijadikan rumah aman bagi mereka.

Kendati demikian, untuk pengalihfungsi rumah dinas menjadi rumah aman, harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. "Ya, kalau Pak Gubernur enggak setuju, enggak bisa juga. Belum dikasih instruksi juga soal rumah dinas ini," kata Basuki.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emmawati mengakui adanya peningkatan kekerasan fisik pada perempuan dan anak di Jakarta selama tahun 2012. Tahun ini, data masih terus dikumpulkan. Ia mengharapkan, kasus kekerasan fisik tersebut tidak meningkat lagi di tahun 2013. Dien pun menyambut baik rencana Basuki yang ingin membuat rumah aman bagi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak.

"Rencananya sih mau buat rumah aman di luar Jakarta. Kendalanya sulit mendapatkan akses transportasinya. Tapi, kalau di dalam Jakarta, kita terbentur dengan pembelian lahan, karena harus sesuai dengan NJOP yang cukup tinggi," kata Dien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com