Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transjakarta Bermasalah, Basuki Geram tetapi Serba Salah

Kompas.com - 29/10/2013, 09:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama geram ketika diberi tahu banyak bus transjakarta yang rusak meski baru berusia lima tahun. Setelah pengadaan bus tiba, pria yang akrab disapa Ahok itu mengancam akan menindak tegas operator transjakarta nakal, termasuk menghentikan izin operasinya.

Jika busnya dihentikan untuk beroperasi, maka operator akan kehilangan pendapatan karena mereka dibayar per kilometer jarak tempuh. "Operator memang menjadi masalah karena mereka merawat busnya asal-asalan. Kita mau tindak, tapi armada yang ada enggak cukup untuk mengangkut penumpang," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (28/10/2013).

Ahok mengatakan, jika dihitung sesuai kebutuhan idealnya, maka jumlah bus mencapai 1.700 unit single. "Kelemahan selama sembilan tahun ini karena Pemprov DKI menambah busnya cuma sedikit-sedikit, misalnya hanya membeli 30 unit. Makanya tahun ini kita beli 400 unit sekaligus," ujarnya.

Menurut Ahok, tahun depan, pembelian bus transjakarta juga akan dilakukan dengan e-catalog dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP).

"Kalau bus sudah banyak, kita tindak tegas operator bus yang nakal. Kalau enggak layak operasinya, kita kandangkan. Selama ini kan kita tarik ulur. Mau sanksi keras, armada enggak cukup, dan nanti warga tidak terlayani. Enggak diberi sanksi, mereka merawat busnya asal-asalan," ujar Ahok.

Ia menegaskan, kontrak kerja sama di masa mendatang mewajibkan perawatan bus di bengkel agen pemegang merek (APM). Dengan demikian, bus tidak menggunakan komponen yang tidak sesuai spesifikasi.

Saat ini, proses pengadaan transjakarta sudah melalui tahap tanda tangan kontrak. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono menjelaskan, kemungkinan besar jumlah transjakarta baru yang dibeli Pemprov DKI mencapai 310 bus.

Bus itu terdiri dari 132 bus gandeng atau articulated dan 178 bus single. Proses lelang dilakukan dalam 10 paket, terdiri dari 5 paket bus gandeng dan 5 paket bus single. Dalam proses lelang pengadaan bus gandeng, tiap-tiap paket terdiri dari 30 bus.

Selain pengadaan yang dilelang oleh Dishub DKI Jakarta, pengadaan bus lainnya dilakukan UPT sebanyak 175 unit. Dari jumlah itu, 76 unit akan dipakai untuk menambah jumlah bus di Koridor II dan Koridor III. Adapun 99 bus lainnya untuk lelang operator koridor yang kontraknya habis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com