Ahmadi, salah seorang penumpang transjakarta, merasakan pelayanan bus andalan warga Jakarta itu mulai merosot. Selain sering mogok, kondisi kursi di dalam bus-bus transjakarta yang setiap hari ditumpanginya itu sudah pada jebol.
AC bus, kata dia, juga sering rusak. "Kita para penumpang sering kepanasan di dalam bus," ujarnya.
Seingat Ahmadi, hampir setiap hari dia melihat ada bus yang nongkrong di busway itu karena mogok. Tak hanya di jalur yang biasa dia lewarti, di busway lainnya pun begitu.
"Teman-teman saya pun cerita, bus transjakarta Koridor I (Blok M-Kota) pun sama saja. Yang terparah jurusan Kalideres. Terkadang dua bus sekaligus yang mogok," katanya lagi.
Meski usianya baru sekitar lima tahun, kerusakan bus transjakarta paling sering terjadi adalah mesin bus mati karena accu (baterai) yang tidak bekerja lagi alias soak.
"Jadi istilahnya TKR (tidak kuat narik) lagi mesinnya," kata salah seorang petugas on board Transjakarta yang meminta tidak ditulis namanya.
Menurut dia, di luar kerusakan itu, bus-bus yang masih jalan umumnya sering mengalami gangguan AC. "Ya namanya juga bus tua," ujarnya.
Pengalaman serupa juga disampaikan Susi, karyawati di sebuah rumah sakit di kawasan Grogol, Jakarta Barat. Karyawati yang rumahnya di Kalideres ini setiap hari menggunakan transjakarta untuk berangkat kerja. Di tahun pertama Koridor III (Kalideres-Pasar Baru) beroperasi, bus masih terasa nyaman. Namun, memasuk tahun kedua dan seterusnya, kondisinya berubah drastis.
"Sekarang tidak jauh berbeda dengan metromini. Pegangan tangannya untuk penumpang banyak yang rusak, kursi jebol atau AC rusak," kata Susi.
Yang paling mengesalkan, katanya lagi, tiap hari ada saja yang mogok sehingga menghalangi bus lain yang akan lewat. "Sebulan ini saja saya mengalami dua kali naik bus yang mogok," keluh Susi.
Menurut dia, bus-bus yang melayani Koridor III sudah tidak layak. Bedanya dengan metro mini adalah transjakarta memiliki busway.
"Coba dong setiap lima tahun busnya diganti, kan nyaman. Mau narik orang agar naik bus transjakarta tetapi armadanya payah, ya kagak kesampaianlah," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.