Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Jokowi Ubah "Garingnya" Wajah Jakarta

Kompas.com - 14/11/2013, 07:44 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Street furniture adalah elemen pendukung ruang publik. Secara bebas, hal itu dapat diartikan sebagai perlengkapan jalanan. Sebut saja bangku taman, lampu taman, kotak telepon umum, hingga papan informasi kota sebagai salah satu bentuk street furniture yang populer di kota-kota dunia.

Selain mendukung aktivitas publik di jalanan, street furniture juga berefek pada penguatan karakter suatu daerah. Semisal London, yang identik dengan kotak telepon umum klasik warna merah. Lantas, bagaimana dengan street furniture di Jakarta?

"Kita sudah punya bangku taman. Tahun depan kita akan tambah, misalnya pos polisi, papan informasi di jalan, papan reklame, peta penunjuk arah. Itu semua akan dirancang oleh arsitek dan seniman. Desainnya akan dibuat artistik," ujar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat jalan-jalan di Monas, Rabu (13/11/2013).

Saat ini, street furniture permintaan Jokowi masih dalam tahap rancangan oleh arsitek serta seniman. Jokowi mengaku belum mendapatkan desainnya. Yang pasti, karakter Betawi menjadi sesuatu yang ditonjolkan. Jokowi pun yakin street furniture tersebut akan menjadi primadona baru bagi masyarakat Ibu Kota layaknya antusiasme orang berfoto di kotak telepon di London.

"Kalau kita ke London, pasti foto di kotak telepon umumnya. Di Paris, ada yang terkenal lampu tamannya di Menara Eiffel. Nah, di Jakarta kita mau begitu juga, ndak kalahlah nantinya," ujarnya.

Jalan protokol serta kawasan Kota Tua Jakarta, lanjut Jokowi, merupakan titik penempatan bagi street furniture tersebut. Jokowi pun memastikan dua titik tersebut akan lebih indah atas keberadaan street furniture ala Jokowi pada 2014 mendatang.

Multifungsi

Pengamat tata kota, Yayat Supriatna, mengatakan, street furniture sangat penting untuk memanusiakan satu kota. Menurutnya, street furniture merupakan salah satu indikator sebuah kota ramah terhadap pejalan kaki atau tidak.

Lantas, bagaimana dengan di Jakarta yang notabene tingkat jumlah pejalan kakinya sangat rendah dibandingkan pengguna kendaraan? "Jakarta itu kota yang garing. Minim dari street furniture. Paling baru ada bangku tamannya Jokowi saja di jalan-jalan," ujarnya.

Keberadaan street furniture, lanjut Yayat, bersifat multifungsi. Kelengkapan jalanan tersebut membantu mobilitas masyarakat, semisal beristirahat dengan bangku taman, melihat arah jalan dengan papan peta, bahkan jalur khusus untuk penyandang disabilitas.

Tak hanya membantu aktivitas warga, street furniture juga berfungsi sebagai estetika sebuah kota agar memiliki karakter.

Mengubah perilaku

Yayat berpendapat, keberadaan street furniture sangat erat dengan budaya jalan kaki. Lantas, apa pentingnya membangun street furniture di Jakarta yang notabene memiliki tingkat jumlah pejalan kaki rendah dibandingkan pengguna kendaraan bermotor? Apakah pembangunan street furniture di Jakarta malah akan sia-sia?

"Pembangunan street furniture di Jakarta awal yang baik untuk mengubah perilaku masyarakat kita jadi lebih tertib dan teratur. Harus disediakan dulu fasilitasnya, baru digunakan masyarakat dan berangsur-angsur perilaku mereka lebih teratur," tuturnya.

Contoh yang paling diharapkan dengan adanya street furniture ini adalah kebersihan, salah satu biang penyakit warga Jakarta. Misalnya berupa tempat sampah dengan desain artistik di jalan-jalan.

Dengan demikian, masyarakat akan mengarahkan sampahnya ke tempat sampah artistik itu dan kota jadi bersih. Ia pun mendukung penuh program Gubernur Jokowi tersebut.

"Yang sekarang terjadi kan perilaku baik masyarakat Jakarta tak didukung. Trotoar jelek, tempat sampah enggak ada. Sarana kita sudah buruk, perilaku kita ya tambah buruk," lanjut Yayat.

Menepi dari kemacetan Jakarta untuk sekadar duduk-duduk di bangku trotoar, sambil ditemani jajanan pedagang kaki lima dan mengarahkan pandangan ke sekelompok burung di taman kota mungkin merupakan cara langka menikmati suasana di Jakarta.

Tenggelam dalam suasana urban, bercengkerama dengan rekan soal masalah sosial sambil merefleksikan hidup, bagaikan mimpi di Jakarta. Street furniture selayaknya dapat mewujudkan hal itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com