Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siaga Banjir, Jokowi Tak Mau Apel-apel Lagi

Kompas.com - 21/11/2013, 09:46 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Biasanya, menjelang musim hujan, Pemprov DKI menggelar apel siaga banjir. Namun untuk tahun ini, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak lagi melakukan hal tersebut.

"Kita enggak mau pakai apel-apel lagi. Pak Gubernur inginnya pakai list dan data-data saja," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (20/11/2013) malam.

Data itu misalnya, data titik-titik lokasi pengungsian, penanggung jawab pengungsian beserta identitas dengan nomor handphone-nya, dan identitas tukang masak di lokasi pengungsian.

Jokowi rencananya akan blusukan untuk memeriksa titik-titik persiapan itu. Semua logistik, mulai dari makanan, obat, hingga toilet harus siap. Semua pendistribusian logistik itu berada pada tupoksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.

Dinas Sosial DKI memiliki tanggung jawab agar jangan ada anak yang telantar maupun kedinginan di tengah musim hujan. Hal itu yang harus menjadi fokus. Jangan sampai laporan mengenai adanya anak telantar itu diketahui terlebih dahulu oleh Jokowi maupun Basuki daripada pihak Dinsos DKI.

"Saya enggak mau lagi ada orang Dinsos pakai rompi Dinsos ngejar-ngejar anak-anak turun di lampu merah. Anda harus turun pakai baju biasa ajak baik-baik ngomong masalahnya apa," kata Basuki.

Pria yang memiliki empat pulau di Belitung itu mengatakan memiliki kisah lucu saat ia terkena banjir di awal tahun. Saat mengevakuasi warga Jelambar, tak sedikit warga yang meminta makanan siap saji atau KFC. Para warga ingin menggunakan layanan "delivery service" ke rumah mereka masing-masing.

Menurut Basuki, hanya warga yang sedang sakit yang diantar makanannya. Warga harus datang ke posko untuk mengambil makanan untuknya, keluarga, maupun tetangganya. Keterbatasan perahu karet menjadi salah satu kendala petugas tidak bisa mengantar makanan ke rumah masing-masing.

"Perahu karet hanya untuk orang sakit dan mengungsi. Jadi bukan layanan servis keliling-keliling dibayar. Kalau mau makan, datang ke posko. Kita ini perut Melayu, kalau telat makan masuk angin," ujar Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagab DKI

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagab DKI

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com