Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas Palang Berada di Depan Truk Tangki Saat KRL Menabrak

Kompas.com - 11/12/2013, 14:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
— Saat KRL menabrak truk tangki di pelintasan Pondok Betung, Bintaro, Pesanggrahan, Pamuji (48), penjaga pelintasan kereta, sedang berada di depan truk tangki. Dia meminta sopir truk tangki untuk maju karena ada kereta yang akan melintas.

Pamuji yang sedang menjalani perawatan karena luka bakarnya menceritakan, 5 menit sebelum kecelakaan, dia mendapat informasi bahwa KRL 1131 dari Stasiun Pondok Ranji menuju Stasiun Kebayoran Lama akan segera melintas di pintu pelintasan yang ia jaga. Dia kemudian mengaktifkan sirene penanda kereta akan lewat dan menekan tombol untuk menurunkan palang pintu agar jalur tersebut steril.

Siang itu, kata dia, lalu lintas memang cukup padat, sama seperti siang-siang sebelumnya. Banyaknya jumlah mobil dan motor yang melintas membuat tak satu pun kendaraan bisa melintas dengan lancar. Saat sirene telah diaktifkan dan palang pintu perlahan mulai turun, masih banyak kendaraan yang berusaha untuk tetap melintas.

"Waktu (palang) pintu sudah menutup, saya lihat masih ada truk di dalam (pelintasan)," katanya.

Truk yang ia maksud adalah truk tangki pengangkut puluhan ribu liter BBM yang dikemudikan Kosimin (44) dan kernet Mudjiono (44). Truk tersebut melintas dari arah Jalan Veteran menuju Jalan Bintaro Utara. Pamuji yang pos penjagaannya di Jalan Bintaro Utara itu langsung panik karena di seberang rel ada kendaraan besar yang lolos dari palang pintu.

"Saya lihat itu truk nyelonong masuk. Saya langsung lari keluar," tuturnya.

Pamuji keluar dari pos penjagaannya dan segera melambai-lambaikan bendera merah ke arah sopir. Ia berharap truk tangki itu tidak melanjutkan lajunya karena KRL akan segera melintas.

Namun, truk itu sudah masuk terlalu jauh, dan tidak mungkin terhindar dari tabrakan jika tidak melanjutkan lajunya. Pamuji kemudian berlari mendekati sang sopir dan meminta agar truk itu terus melaju.

"Saya suruh maju, tapi truk itu diam saja, saya tidak tahu kenapa itu. Terus kereta datang menabrak truk tangki itu," ujarnya.

Pamuji masih berdiri di depan truk saat KRL dengan kecepatan sekitar 70 kilometer per jam itu datang menghajar dan menyeret truk itu sejauh sekitar 10 meter. Truk milik Pertamina itu lalu terbakar hebat dan meledak. Jarak Pamuji dengan truk saat kereta itu datang hanya sekitar 1 meter.

Kini Pamuji masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Premier Bintaro, Tangerang Selatan, Banten. Akibat tragedi KRL dan truk tangki, Pamuji mengalami luka bakar di pipi sebelah kiri. Kulit pipinya mengelupas dan mengeluarkan air. Selain di pipi, ia juga mengalami luka bakar di lengan kiri bagian atas, yang menghitam, dan masih menampung air. Bagian belakang telinga kanannya juga bernasib sama.

Pramuji mengatakan, luka-luka tersebut cukup membuatnya kesakitan, terutama luka di pipi yang terus mengeluarkan air. Kulit pipinya baru mengelupas pada Senin (9/12/2013) malam, dan rasa perih pun bertambah.

"Ini luka karena hawa panas waktu truk Pertamina meledak. Rasanya perih," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com