"Itu sudah kita koordinasikan dengan Dishub DKI dan Ditjen Hubdat Kemenhub. Yang namanya terminal kan tidak berdiri sendiri-sendiri. Kita juga tentukan trayek bus. Jadi, angkutan umum jangan mati, dipadukan sambil menunggu kapan MRT jadi," ujar Mangindaan di Jakarta, Jumat (3/1/2014).
Menanggapi sejumlah penolakan atas penutupan terminal, Mangindaan mengatakan, ia paham dan yakin, orang-orang yang menolak tentu punya alasan kuat. Namun, ia menjelaskan, pengaturan terminal tersebut ditujukan supaya lebih teratur dan tertib. Dengan demikian, tidak terjadi kemacetan di mana-mana.
"Jadi, orang yang tidak suka macet pasti akan tidak setuju dengan orang-orang yang tidak setuju diatur, begitu," ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah sopir bus AKAP di Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan, menolak penutupan terminal AKAP tersebut, yang rencananya akan dilakukan pada Senin (6/1/2014).
Para sopir resah. Mereka merasa dirugikan dengan penutupan terminal. Sebab, mereka bakal dilebur masuk ke sejumlah terminal pengalihan. Hal itu dikhawatirkan berdampak pada penurunan jumlah penumpang.
Sebagai informasi, penutupan Terminal Lebak Bulus untuk AKAP dilakukan menyusul rencana pembangunan depo mass rapid transit (MRT).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.