Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan-hujanan, Jokowi "Blusukan" di Pintu Air Karet Pejompongan

Kompas.com - 12/01/2014, 13:07 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Di kala hujan mengguyur sejak pagi seperti yang terjadi, Minggu (12/1/2014), banyak orang tentu memilih untuk sejenak menghentikan aktivitasnya dan berdiam diri di rumah.

Namun, tidak bagi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang memilih untuk blusukan di Pintu Air Karet, Petamburan, Jakarta Pusat.

Pagi ini, Jokowi yang berangkat dari rumah dinasnya di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, langsung mengarah ke Pintu Air Karet. Setiba di pintu air, Jokowi membuat kelabakan pengawalnya karena turun dari mobil dalam kondisi hujan.

Setelah dipayungi, Jokowi berjalan kaki melewati permukiman warga menuju Pintu Air Karet. Kedatangan Jokowi membuat kaget warga yang sedang berteduh di depan-depan rumah atau warung sekitar pintu air.

Anak-anak yang sedang bermain hujan-hujanan langsung mendekati Sang Gubernur. Dengan pakaian batik kuning, Jokowi mendekati pinggiran Sungai Ciliwung di pintu air tersebut. Matanya memandang sekitar aliran sungai. Entah apa yang diamatinya.

Tak lama kemudian, Jokowi bergegas langsung menuju pintu air. Jalan berbecek dan tanah yang basah tidak dihiraukannya. Wartawan mengingatkan Jokowi dengan kondisi itu yang bisa membuat sepatunya basah dan kotor. "Biarin," jawab Jokowi, terus melanjutkan perjalanannya ke pintu air.

Jokowi berjalan kaki sekitar 100 meter dengan memegang payung sendiri. Selama perjalanan, Jokowi saling bertegur sapa dengan warga. Dia juga berpapasan dengan anak-anak kecil yang cengengesan di sampingnya sambil bermain hujan. "Jangan main hujan, jangan main hujan, jangan main hujan," pesan Jokowi kepada mereka.

Jokowi lalu sampai di Pintu Air Karet. Warga yang kemudian menyadari kehadiran orang nomor satu di Ibu kota itu kemudian mengerumuni lokasi. Riuh suara warga memanggil Jokowi mulai terdengar.

Paling nyaring ketika seorang ibu-ibu berteriak agar Jokowi tidak berdiri terlalu pinggir di Ciliwung. "Pak, jangan di pinggir kali Pak. Ada yang mau salaman nih, Pak," tutur warga.

Kunjungan itu berlangsung sekitar 20 menit. Jokowi kemudian melanjutkan perjalanannya kembali. Sebelum pulang, tak lupa Jokowi menyalami beberapa warga yang ditemuinya di sepanjang permukiman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com